Mohon tunggu...
Agus Netral
Agus Netral Mohon Tunggu... Administrasi - Kemajuan berasal dari ide dan gagasan

Peneliti pada YP2SD - NTB. Menulis isu kependudukan, kemiskinan, pengangguran, pariwisata dan budaya. Menyelesaikan studi di Fak. Ekonomi, Study Pembangunan Uni. Mataram HP; 081 918 401 900 https://www.kompasiana.com/agusnetral6407

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kebijakan 3 Anak di China, Apakah Indonesia Perlu Juga?

21 Oktober 2021   18:01 Diperbarui: 23 Oktober 2021   15:40 1601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi memiliki 3 anak. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Menurut ahli demographi di China, diperkirakan tingkat kelahiran untuk beberapa tahun berikutnya, akan bisa turun dibawah 10 juta per tahun, kalau tidak ada intervensi kebijakan yang tegas. 

Dan diperkirakan juga dengan perkembangan itu, India akan menyalip China sebagai negara berpenduduk terbanyak di dunia pada tahun 2023 atau paling lambat 2024.

Dan sejalan dengan penurunan tingkat kelahiran itu, tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata di China mengalami penurunan, yaitu dari 0,57 persen rata-rata tahun 2000 -- 2010, menjadi 0,53 persen tahun 2010 -- 2020.

Dan dengan tingkat pertumbuhan itu, penduduk China secara keseluruhan menurut SP tahun 2020 itu adalah sebanyak 1,419 milyar jiwa. Dengan 3 provinsi terbanyak penduduknya adalah; Guangdong; 126.012.510 jiwa, Shandong; 101.527.453 jiwa, dan Henan; 99.365.519 jiwa (en.wikipedia.org).

Walaupun tingkat kelahiran menurun, akan tetapi sebenarnya China tidak mengalami nasib seburuk Jepang dan Korea Selatan dalam indikator kependudukannya, yaitu yang sudah mengalami pertumbuhan penduduk negatip beberapa tahun terakhir. 

Jepang misalnya sudah mengalami penurunan jumlah penduduk sejak tahun 2013, sementara Korea Selatan, mulai tahun 2020 sudah lebih banyak yang meninggal dari yang lahir. Sedangkan China sendiri masih terjadi pertumbuhan dimana jumlah yang lahir 12 juta sementara yang meninggal 10,6 juta tahun 2020.

Walaupun demikian, tingkat kepemilikan rata-rata anak per wanita usia subur atau TFR di China juga sudah jauh dibawah tingkat penggantian (replacement level) yaitu 2,1,  dimana TFR China sudah berada pada angka 1,3, turun dari 1,6 per wanita tahun 2017. Dan China masuk pada kelompok negara dengan TFR paling rendah di dunia. 

Dikhawatirkan oleh pemerintah, China akan bisa masuk kedalam jebakan tingkat kelahiran rendah (low fertility trap) yaitu TFR dibawah 1,5, dimana apapun kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak akan mempan meningkatkan jumlah kelahiran.

Yang kedua adalah tren penduduk China yang menua.

Menurut hasil SP 2020 di China, terjadi peningkatan lansia yang cukup signifikan. Penduduk usia 60 tahun keatas sudah mencapai 264 juta jiwa yang merupakan 18,7% dari seluruh penduduk 1.419 jiwa tahun 2020. 

Kalau menurut kriteria PBB dan WHO, perkembangan di China yang sudah lebih dari 14% itu, sudah dikatagorikan penduduk menua (aged society). Bahkan tidak lama lagi akan menjadi "super aged society" kalau sudah diatas 20%.

Jumlah lansia itu meningkat dibanding SP 2010, dimana jumlah penduduk usia 60 tahun keatas masih sebanyak 178 juta jiwa atau 13,3% dari total penduduk 1,34 miliar jiwa. Diperkirakan jumlah lansia di China akan menjadi 28% dari total penduduk atau sebesar 402 juta pada tahun 2040.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun