Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Bagaimana Generasi Milenial Supaya Mencintai Seni Tradisional Calung?

29 Oktober 2022   00:29 Diperbarui: 29 Oktober 2022   00:45 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni Tradisional di negeri ini semakin hari semakin terkikis zaman, seperti halnya kesenian tradisional Calung yang berasal dari Jawa Barat (Sunda) hampir ditinggalkan oleh generasi muda sekarang yang lebih memilih seni impor, hal ini merupakan pr bagi para pelaku seni supaya seni tradisional Calung di gemari oleh Generasi Milenial.

Sang Legenda Calung Darso merupakan seniman dari Jawa Barat merupakan seorang seniman yang identik dengan alat musik yang terbuat dari bambu hitam ini yang lebih kita kenal dengan nama Calung, sampai sekarang masih belum tergantikan meskipun banyak seniman-seniman lain bermunculan, tetapi sosok sang Legenda masih menjadi acuan bagi para seniman Calung.

Foto : merahputih.com
Foto : merahputih.com

Calung merupakan seni tradisional dari tatar sunda yang terancam tergerus oleh zaman, karena sulit digemari oleh generasi milenial, beda dengan angklung, meskipun berasal dari Jawa Barat tapi menggunakan nada nasional, hal ini menjadi pr bagi para pelaku seni tradisional Calung untuk lebih merangkul generasi milenial supaya seni ini tidak punah ditelan zaman.

Seni tradisonal Calung dipandang sebelah mata oleh generasi muda zaman sekarang dikarenakan, generasi muda sekarang lebih menggemari seni modern dibanding tradisi dan ini adalah prilaku yang yang wajar, tetapi bagi para pelaku seni tradisi harus berfikir keras bagaimana generasi muda supaya mencintai seni tradisional yang dianggap kampungan.

Pasanggiri Seni Tradisional Calung merupakan cara supaya seni tradisi ini tidak punah, tetapi perlu dicatat dalam pasanggiri atau festival ini harus melibatkan peserta generasi muda dan yang tua sebagai pembina dan tidak menjadi peserta.

Meskipun sulit untuk mencari peserta generasi muda tetapi hal ini harus dilakukan dari sekarang sebelum terlambat supaya generasi milenial mencintai seni tradisonal Calung yang terancam ditinggal oleh generasi milenial.


Berbicara tentang seni tradisonal tidak hanya Calung yang terancam tergerus zaman masih banyak seni-seni tradisi yang semakin hari semakin hilang, tetapi disini kita membahas tentang seni tradisional Calung yang semakin ditinggalkan oleh generasi milenial karena lebih menyukai seni modern yang dianggap lebih bergengsi dibanding seni tradisional yang lahir di bumi pertiwi yang kita cintai.

Berdasarkan survey mengapa generasi muda tidak menyukai seni tradisona Calung karena mereka merasa malu atau gengsi, dan cara berpikir generasi muda merupakan pr bagi para pelaku seni tradisi bagaimana generasi milenial supaya bangga dengan seni tardisional Calung tiadak kalah dengan seni modern. 

Zaman sekarang adalah zamannya internet, dan jaringan ineternet menjadi kebutuhan pokok di zaman sekarang,agar seni tradisional Calung dicintai oleh generasi milenial dibutuhkan keberenian teknik atau cara khusus meskipun tradisional tetapi caranya harus modern, misal membuat aplikasi Calung yang bisa di download di play store, atau diadakannya lomba pembuatan aplikasi Calung untuk generasi milenial. 

Foto : Dok. Pribadi
Foto : Dok. Pribadi
Memperkenalkan seni tradisional supaya dicintai generasi milenial, caranya harus mengikuti zaman meskipun alat musiknya tradisional, seperti halnya seni tradisional calung yang alat musik terbuat dari bambu dan pemainnya identik dengan pakaian adat sunda, diperlukan cara baru dengan menyesuaikan zaman tanpa harus terlalu kaku dengan ketradisiannya.

Karena dengan demikian di zaman seraba digital ini akan ketinggalan zaman atau ditinggalkan sang pemilik zaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun