Mohon tunggu...
Agus Hermawan
Agus Hermawan Mohon Tunggu... -

Pendidik di SMA Negeri 26 Bandung

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menulislah Lalu Ekspos

2 September 2014   23:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:47 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Assalamualaikum. Apakabar? Smg kshatan snantiasa menyertai. Oh ya, sy mau minta tolong.. Bila brkenan, sy ingin mengirim naskah utk dberi endorsment/komentar. Mhn tanggapanx. Bila brknan, mhn beri sy alamat email. Trm ksh :D ASWAR (belajar menulis).”

Pukul 07:54 Kamis28Agustus 2014, sebuah pesan singkat dari seorang sahabat masuk ke ponsel. Setelah saya baca ternyata sahabat ini berkeinginan melahirkan sebuah buku karya pertamanya. Tidak lama kemudian melalui surel masuklah naskah buku tersebut. Hari Senin, 1 September naskah ini saya baca dengan penuh kenikmatan. Dan lahirlah satu paragraf endorsement yang beliau minta. Alhamdulillah apabila buku tersebut berhasil diterbitkan, dan saya berdoa untuk penerbitan buku tersebut, setidaknya separagraf tersebut dorongan sekaligus apresiasi baginya.

Beberapa saat setelah surel balasan terkirim ponsel saya kehadiran sebuah pesan singkat lagi. “Assalamualaikum sebelumnya saya minta maaf mengganggu waktu bapak. Saya dian saya bersekolah di sma 7, pada saat bapak datang ke sma 7saya dan ibu hj. Lisda mewawwancari bapak saya ingin lebih mengenal tentang bapak. Karena bagi saya bapak sudah memotivasi saya menjadi semangat untuk menulis dalam sebuah lembaranbuku putih. Terimakasih wassalamualakumwawb.”

Masih dalam upaya mencerna dan memikirkan siapa Dian ini? Guru atau siswa? SMA 7 yang dimana?Bandung atau kota lain? Maklum saya sering mengunjungi SMA-SMA di Indonesia. Setelah saling balas pesan singkat, “Iyah bapak tidak apa2. Sma 7 kota tasikmalaya maaf saya bilang sma 7 saja jadi bapak bingung. .... Alhamdulillah sudah banyak tapi saya takut menerbitkan karya saya”. “Pak saya murid he bukan guru bukan sudah banyak karya saya, kalau bapakmau baca boleh ada diblog saya”.

Saya tergerak untuk menulis artikel ini, sedikit-banyak terpengaruh oleh isi naskah buku di atas yang nota bene sangat memprovokasi untuk menulis. Selain itu pada kedua orang ini terdapat chemistry yang mencolok. Pertama, dua-duanya ingin mengekspos tulisan-tulisan ke khlayak umum. Kedua, penulisnaskah buku sudah terlepas dari belenggu keminderan (hehe...maaf Sdr. Aswar) untuk mengekspos karyanya. Dian, ingin melepaskan keminderan tersebut sehingga dia meminta pendapat saya untukmembaca terlebih dahulu karyaa-karyanya.

Minder, pasti akan hinggap kepada para penulis pemula tetapirasa minder sebaiknya tidak dipelihara terlalu lamadalam diri.sepertiyang pernah saya sampaikan kepada beberapa penulis pemula. Lebih baik karya kita dicaci maki pembaca daripaada tulisan kita tidak ppernah dibaca orang. Artinya, sejelek apa pun tulisan kita dibaca oleh pembacanya.

Sdr. Aswarsemoga naskah buku Anda segera diterbitkan oleh penerbit yang dikehendaki dan menjadi bestseller. Dian, lanjutkan untukmengekspos ke surat kabarnya karena kamu telah memulai melalui blog pribadi.

Satu pesan menarikdariSdr. Aswar yang ingin saya persembahkan buat kompasianer adalah “Saya tidak tahu dari mana mereka -para penulis- mempelajari teknik menulis yang baik dan menghasilkan sebanyak mungkin karya yang abadi. Yang saya tahu, mereka itu menulis, menulis, dan begitu seterusnya.”

Dan Sdr. Aswar yth. hehehe.... tulisan ini merupakan jawaban tantangan yang saudara berikan agar saya melahirkan tulisan yang ke-100 di kompasiana. Terima kasih.

Maka pembaca, teruslah menulis dan hilangkanlah rasa minder agar tulisan-tulisan kita dinikmati banyak orang. Sekecilapapun pengaruhnya, tulisan kita pasti menginspirasi pembacanya.

Salam buat Anda berdua dan salam bagi kompasianer.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun