Fikih Moderasi; Menyebar Benih Kedamaian
Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian pada seluruh alam, sehingga dikenal Islam sebagai agama yang moderat, tidak eskrim dalam konteks ifrat ataupun tafrit. Dengan munculkan banyak tuduhan terhadap agama yang disebabkan adanya pemahaman yang salah, hingga menye
Pertanyaan nya adalah apakah paham moderasi sebagai suplemen dalam beragama, sebagai obat, atau sebagai anti virus?
Untuk mendudukkan persoalan ini haruslah melihat pada akar persoalannya, bahwa modsrasi dianggap sebagai suplemen adalah ketika masyarakat Muslim senantiasa mampu mewujudkan perdamaian dan ketentraman, sehingga pemahaman moderasi hanya menjadi suplemen dan refleksi terhadap wacana yang benar.
Sedangkan kedudukan agama Islam sebagai obat adalah karena adanya gejala yang telah terjadi di masyarakat baik secara pemikiran ataupun gerakan radikalisme terhadap agama, sehingga pemahaman ini harus diluruskan, karena jika tidak maka akan berkembang dan merajalela menjadi sebuah gerakan yang teroris, artinya sebuah tindakan yang merusak dan menakutkan.
Sedangkan kedudukan moderasi beragama sebagai anti virus adalah ketika sudah terjadi banyaknya bentuk-bentuk kerusakan dimana-mana seperti tindakan terorisme yang berdalih pada jihad, sejatinya adalah virus yang dapat melumpuhkan segala sektor hingga beranggapan pada kesalahan dalam sistem pemerintahan NKRI dan harus dirubah menjadi sebuah sistem negara Khilafah yang dipimpin oleh seorang Khalifah, hingga menyebabkan hilangnya nilai nasionalis enggan upacara bendera, menyanyikan Indonesia Raya dan beberapa bentuk tindakan yang berakar dari virus yaitu pemahaman yang salah.
Maka untuk mendudukkan bahwa moderasi beragama sebagai suplemen, obat atau antivirus dapat dilihat pada posisi dimana kebutuhan moderasi beragama itu mengahadapi aktualisasi masyarakat pada suatu negara ataupun masyarakat. sehingga tidak dapat disebut sebagai anti virus jika pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai keagamaan masih baik, tapi yang dibutuhkan hanyalah suplemen atau hanya sekedar vaksin, untuk memperkuat yang ada.
Juga tidak dapat dikatakan sebagai suplemen jika bentuk-bentuk radikalisme telah menjamur, karena pemahaman tersebut haruslah diluruskan dan diobati, begitu juga ketika terorisme telah merajalela di mana-mana, maka kedudukan moderasi tidak cukup dikatakan sebagai suplemen, melainkan harus menjadi anti virus.