Pendahuluan
Membeli rumah adalah keputusan besar yang memerlukan banyak pertimbangan, terutama bagi mereka yang ingin memiliki rumah pertama dengan sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Saya sendiri telah tinggal di Bekasi sejak tahun 1993 dan memiliki banyak pengalaman melihat serta mendengar kisah orang-orang yang berjuang untuk memiliki rumah.Â
Dari pengalaman tersebut, saya belajar bahwa memilih rumah yang tepat tidak hanya soal harga dan lokasi, tetapi juga faktor keamanan dari banjir dan status legalitasnya.
Perjalanan Saya dalam Mencari Rumah yang Aman dan Nyaman
Ketika pertama kali merantau ke Bekasi di tahun 1993, saya masih remaja dan tidak terlalu memikirkan soal memiliki rumah sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, saya sering mendengar cerita dari teman-teman dan kolega yang ingin membeli rumah lewat KPR.Â
Ada yang gagal karena tanahnya bermasalah bahkan terkena praktik perumahan fiktif, ada juga yang akhirnya menyesal karena rumah yang mereka beli ternyata menjadi langganan banjir. Pengalaman-pengalaman mereka menjadi pelajaran berharga bagi saya.
Ketika saya sudah berkeluarga dan memiliki anak, saya akhirnya memutuskan untuk membeli rumah sendiri. Saya tidak ingin mengambil risiko dengan rumah yang belum terbukti bebas banjir, jadi saya memilih rumah yang sudah jadi dan telah teruji dari waktu ke waktu.Â
Selain itu, saya memastikan rumah tersebut memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM) agar tidak ada masalah hukum di kemudian hari. Setelah pencarian yang cukup lama, akhirnya saya menemukan rumah yang sesuai dengan kriteria saya: kecil, nyaman, dan yang terpenting, bebas banjir. Saya bersyukur karena tidak perlu lagi merasa waswas setiap kali musim hujan tiba.
Tips dari Pengalaman Saya untuk Membeli Rumah dengan KPR
Dari pengalaman saya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi kita yang ingin membeli rumah dengan sistem KPR agar aman, nyaman, dan bebas dari risiko yang tidak diinginkan: