Pendahuluan
Aku masih ingat obrolan di warung kopi bersama beberapa teman lama. Kami sedang membahas layanan cek kesehatan gratis dari pemerintah yang baru-baru ini diadakan di kota kami.Â
Beberapa dari mereka mengikutinya dan mendapatkan hasil yang membuat mereka terkejut. Ada yang harus memakai ring jantung, ada yang tiba-tiba harus mengubah pola makannya, dan ada pula yang kini harus rutin meminum obat untuk menjaga tekanan darahnya.
"Kalau nggak ikut cek kesehatan, mungkin aku nggak bakal kepikiran soal jantungku," kata salah satu temanku sambil menyeruput kopinya. "Tapi sekarang, tiap malam aku kepikiran, gimana kalau suatu hari nanti tiba-tiba kena serangan jantung?"
Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Dalam hati, aku merasa lega karena memilih untuk tidak melakukan cek kesehatan. Bukan berarti aku tak peduli dengan tubuhku, tapi aku lebih memilih untuk menjaga kesehatanku dengan cara lain seperti berolahraga, makan secukupnya, dan berpikir positif. Aku takut kalau terlalu tahu, aku malah semakin cemas.
Bukankah ada pepatah yang bilang, ignorance is bliss?
Tapi di sisi lain, aku juga bertanya-tanya: Apakah aku benar-benar sehat, atau aku hanya menipu diri sendiri? Apakah lebih baik tahu kondisi kesehatan secara pasti dan mengantisipasi sejak dini, atau tetap hidup tanpa beban dengan menjaga pola hidup sehat tanpa terlalu memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi?
Seorang dokter pernah menyarankan aku untuk melakukan medical checkup menyeluruh. Aku menolaknya dengan alasan yang cukup sederhana: aku tak ingin tahu. Aku takut mengetahui sesuatu yang bisa mengubah hidupku menjadi penuh kekhawatiran. Bukankah lebih baik menikmati hidup selagi bisa?
Namun, saat melihat temanku yang akhirnya bisa mengubah gaya hidupnya setelah mengetahui kondisi kesehatannya, aku jadi berpikir: mungkin bagi sebagian orang, mengetahui adalah langkah pertama untuk hidup lebih baik. Tidak semua orang bereaksi dengan rasa cemas setelah mengetahui kondisi kesehatannya. Ada juga yang menjadikannya sebagai motivasi untuk lebih menjaga diri.
Di sinilah letak dilema yang sering kali kita hadapi. Di satu sisi, kita ingin tetap hidup tanpa beban dan percaya bahwa dengan menjaga pola hidup sehat, kita bisa terhindar dari penyakit. Namun, di sisi lain, mengetahui kondisi tubuh kita secara pasti bisa membantu kita mencegah sesuatu yang lebih buruk di kemudian hari.
Aku pun akhirnya menyadari bahwa setiap orang memiliki cara pandangnya sendiri dalam menghadapi realitas kesehatan. Ada yang lebih nyaman hidup tanpa mengetahui terlalu banyak, dan ada yang lebih tenang setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuhnya.