Entah angin apa yang membuatku saat itu menyetujui ajakan beberapa teman smpku untuk mengunjungi seorang sahabat lama yang sudah hampir 22 tahun sudah tidak bertemu sepulang aku kerja. Eeng adalah panggilan akrabnya dan mungkin di antara kami masih ada yang belum ingat nama lengkapnya dan bukan aku saja, upps sorry bro gua juga lupa. Hehehehe..maklum udah tua.
Pengalamannya selama 12 tahun menjadi seorang chef di salah satu cafe di kota palembang tidak menyurutkan semangatnya untuk kembali lagi ke dunia kuliner yang pernah menjadi bagian hidupnya.Â
Rasa pahit dan kecewa yang hinggap di hati akibat terkena program efisiensi di tempatnya bekerja tidak membuatnya putus asa malah menjadi cambuk semangatnya untuk kembali menggeluti dunia masak memasak itu walaupun hanya dilakukan di gerobak yang sederhana, dengan dua meja makan panjang yang tertata rapi setiap sorenya mulai dari jam 18.30 - 10.30 di bilangan UIN Raden Fatah Palembang.
Masakannya boleh di kaki lima tapi rasa bintang lima cuy, jadi teringat seperti pernah makan nasi goreng ini di Hotel A atau Hotel B tapi yang mana yah...? Tapi kalau menurutku untuk  masakan temanku yang satu ini top markotop deh. Upps jadi promosi dikit tapi nggak  apa-apa kali, kan buat temen juga biar tambah laris jualannya, but anway just forget it.
Tetap semangat dan tidak pantang menyerah, itu pesan kudapat di sela-sela percakapan  singkat kami, di tengah dinginnya malam yang menerpa kulitku dan ramainya para pembeli yang masih tahan antri demi menunggu pesanan nasi goreng atau pesanan lainnya selesai.
Hidup boleh pernah menumbangkanmu, tapi kamu lebih memilih untuk bangkit dan tidak menyerah dan kami angkat topi untuk itu.
Terimakasih atas usaha dan kerja kerasmu yang telah membuat kami para penikmat malam kenyang dengan cita rasa masakanmu.