Mohon tunggu...
Agus BudiPrasetya
Agus BudiPrasetya Mohon Tunggu... Lainnya - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)

Membangun sebuah bangsa adalah membangun sebuah peradapan dan, membangun generasi yang bijak dan jujur. Bersama pancasila memajukan bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penguatan Wawasan Kebangsaan di Era Globalisasi bagi Generasi Milenial dalam Moderasi Islam

22 Juni 2021   00:13 Diperbarui: 22 Juni 2021   00:25 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

      Setidaknya ada empat persoalan mendasar mengapa bela negara ini perlu diintegrasikan di setiap perguruan tinggi, bahkan perguruan tinggi perlu menjadikan bela negara sebagai perhatian yang cukup serius.

Pertama adalah kita tidak bisa membantah dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia Denny Januar Ali (LSI Denny JA) tentang menurunnya jumlah orang-orang yang pro terhadap pancasila dan naiknya orang-orang yang pro terhadap NKRI bersyariah (Sakina Rakhma, 2018). Menurut hasil riset LSI Denny JA, ada penurunan kurang lebih sekitar 10% dalam kurun waktu 15 tahun. Yang semula Pada tahun 2005 berjumlah 85,2% dan di tahun 2018 berjumlah 75.3 % sedangkan NKRI bersyariah naik sekitar 9%.

Kedua adalah nilai etis yang kian menurun. Kita juga tidak bisa membantah di era media sosial hoaks semakin meninggi dan manusia terbiasa saling menghujat satu sama lain, tawuran antar remaja bahkan narkoba semakin merajalela (Herdina Indrijatai, 2014).

ketiga adalah maraknya radikalisme dan disintegrasi. Kita juga tidak bisa membantah bahwa keterlibatan anak-anak muda mulai dari level SMA sampai perguruan tinggi banyak terlibat pada paham dan gerakan radikalisme.

Dan yang keempat adalah soal kompetensi bangsa, kita dituntut untuk meningkatkan kompetensi bangsa, kompetensi rakyat Indonesia agar bisa bersaing dengan negara-negara lain, namun faktanya, menurut hasil riset anak-anak muda Indonesia baru siap menghadapi keterampilan abad 21 pada abad 31 (Amanda Beatty, 2016). Ini artinya Indonesia tertinggal 100 tahun dibandingkan negara-negara lain.

        Oleh karena itu kita tidak bisa membantah temuan-temuan tersebut, hanya kita perlu sadari yang terpenting adalah bagaimana kita melakukan itu semuanya, melakukan langkah-langkah kecil untuk memperbaiki keempat persoalan-persoalan bangsa ini. kemudian bagaimana bela negara ini dapat diintegrasikan diperguruan tinggi, apa saja model-model penguatan wawasan kebangsaan dan moderasi Islam di masa depan yang bisa diimplementasikan di semua perguruan tinggi di Indonesia.

Pertama adalah mandiri otonomi dalam pengertian bahwa program ini berdiri sendiri terpisah dari program-program lain, ia memiliki program yang terstruktur dan sistematis. Tidak terintegrasi ke dalam kurikulum yang ada dan tidak juga tercover ke dalam program-program kemahasiswaan ataupun program-program akademik dan non akademik di perguruan tinggi. Tetapi murni menjadi sebuah kajian yang terstruktur, sistematis akan tetapi terpisah dari ekosistem Perguruan Tinggi Pada umumnya.

Kedua adalah embedded-partial artinya ini mengandaikan adanya penguatan Mata kuliah umum terutama Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU), dengan memasukkan nilai-nilai bela negara, seperti pancasila, kewarganegaraan, bahasa Indonesia, olahraga, dan pendidikan agama. Kemudian bagaimana nilai-nilai bela negara itu dimasukkan ke mata kuliah tersebut, selain pada mata kuliah wajib nilai-nilai bela negara juga bisa dimasukkan ke dalam kegiatan kemahasiswaan tetapi ini masih belum terintegrasi ke dalam seluruh mata kuliah. Hanya sebatas mata kuliah wajib universitas saja. Karena ketika kita mengintegrasikan secara keseluruhan ekosistem pendidikan dalam Perguruan tinggi maka itu masuk ke dalam level ketiga.

Ketiga, yaitu integrasi. Dalam model ini bela negara bukan hanya menjadi kewenangan dari MKDU tetapi keseluruhan mata pelajaran yang ada mulai menyusun dari kurikulum, Student Learning Outcomes, Program Learning Outcames, kemudian disusun bagaimana aspek-aspek bela negara masuk ke dalam kurikulum, non kurikulum, kemahasiswaan dan pengajaran. Tetapi ketiga model ini tetap mengandalkan adanya pusat studi bela negara yang memang spesifik fokus untuk berbicara, meneliti dan melaksanakan program bela negara. Sehingga program ini bisa berjalan dengan baik.

        Selain itu, pendidikan agama Islam juga mengadakan kegiatan-kegiatan praktikum yang berkaitan dengan moderasi Islam. Definisi moderasi Islam atau dalam bahasa Arab disebut wasaiyyah, sebagaimana yang diungkapkan yusuf al Qardhawi dalam bukunya terkait wasaiyyah yaitu upaya menjaga keseimbangan antara dua sisi yang berlawanan agar jangan sampai salah satu mendominasi dan menegasikan yang lain (Yusuf Al-Qardawi:1983). Dari penjelasan di atas bisa kita simpulkan tujuan mempelajari moderasi Islam adalah agar mahasiswa mampu memahami Islam secara kaffah. Sehingga para mahasiswa mampu memahami dengan betul makna Islam yang sesungguhnya, Islam yang tidak menyukai perpecahan bahkan Islam adalah agama yang sangat cinta pada perdamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun