Mohon tunggu...
agus budiarta
agus budiarta Mohon Tunggu... profesional -

setiap langkah gerakan riil lebih penting dari selusin program

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemuda Dalam Jebakan Pragmatisme

26 Oktober 2011   07:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:29 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejarah panjang negeri ini tidak terlepas dari kiprah pemuda khususnya kaum intelektual mudanya. Budi Utomo 1908, merupakan embrio awal kebangkitan kaum muda guna memberikan kontribusi bagi perjuangan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sejak organisasi Budi Utomo, lahir sebagai pelopor perjuangan pemuda, dedade berikutnya pemuda terus menampakan citra positif bagi perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Tahun 1928, pemuda berhasil mengumandangkan sumpah pemuda sebagai bentuk dukungan terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.

Peristiwa Rengasdengklok tahun 1945, merupakan bukti nyata bagaimana kiprah anak muda sangat besar dengan mendesak kaum tua agar memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus.

Rentetan sejarah akan kontribusi pemuda, menunjukan bahwa pemuda pada waktu itu, sungguh sangat luar biasa. Mereka mampu menjadi garda terdepan guna menyelesaikan berbagai masalah yang sedang dihadapi bangsa. Mereka bersatu padu tanpa membedakan Suku, Agama, Ras dan Golongan. Ini tercermin dari sosok I.J. Kasimo yang berteman baik dengan Natsir dan Soekarno serta kelompok pemuda lainnya. Mereka berjuang tanpa kenal lelah, tanpa iming-iming harta dan kekuasaan. Tekad dan cita-cita mereka hanya satu, yakni membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, mandiri, berdaulat, adil dan makmur.

Dengan melihat sejarah pemuda masa lalu, nilai, visi –misi perjuangan mereka, kian redup di tengah kehidupan pemuda sekarang ini. Meskipun, kita tidak menafikan kehadiran pemuda yang masih memiliki idealisme dan cita-cita guna membawa kehidupan bangsa ini lebih baik.

Paska reformasi 1998, kiprah pemuda mengalami penurunan drastis. Menurut Najiburrahman, ada tiga hal yang menjadi penyebab. Pertama, kultur eksploitatif. Kedua, jebakan pragmatisme dan ketiga, krisis nasionalisme (crisis of nasionalism) atau disorientasi kebangsaan (nationalism disorientation).

Kondisi anak muda dewasa ini, sudah banyak kehilangan jati dirinya sebagai cendekiawan muda. Mereka sudah banyak terjebak dalam pragmatisme hidup. Memilih jalan pintas untuk mencapainya. Anak muda terjebak dalam lingkaran kapitalisme global yang merasuki segala sendi kehidupan. Anak muda (pelajar dan mahasisa) sekarang ini, banyak yang tidak memiliki sikap kritis, banyak memilih hidup hura-hura, menjadi mahasiswa “kupu-Kupu” Kuliah Pulang-kuliah pulang.

George Ritzer dalam The McDonalization of Society (1993) mengatakan bahwa paradigma hidup dalam alam modern saat ini adalah rasionalitas formal. Sebuah kondisi yang menginginkan segala sesuatunya lebih cepat, efisien dan rasional. Dalam tahapan tersebut, kultur eksploitasi dari sistem kapitalisme tidak bisa dihindarkan. Kondisi semacam ini menumpulkan kritisisme.

Akibat selanjutnya adalah terjebak dalam gaya hidup pragmatis. Pemuda tak mau lagi ambil pusing dengan ragam persoalan pelik. Sehingga pemuda bukan lagi agen kritisisme, tapi justru menjadi budak kekuasaan. Ia lebih memilih tidak tersingkir dari kehidupan elitis daripada berpikir idealis. Yang bermanfaat baginya diambil, sedangkan yang tidak, diabaikan, kendati membawa banyak maslahat bagi bangsanya.

Generasi muda akhirnya, menjadi budak kapitalisme yang terus menggerogoti nilai lokal. Pemuda kita lebih banyak mengkonsumsi nilai-nilai asing dibandingkan menjaga dan melestarikan budaya lokal. Pemuda kita terjebak dalam kehidupan egoistik. Peduli hanya terhadap kepentingannya sendiri, tanpa lagi mempedulikan kepentingan orang lain bahkan kepentingan bangsa dan Negara sekalipun.

sulit rasanya keluar dari kompleksitas permasalahan yang melingkupi pemuda dewasa ini. Namun kita masih bisa optimis bahwa pemuda mampu keluar dari persoalan yang ada. Untuk itu perlu dilakukan pembenahan menyeluruh baik dari dalam diri pemuda maupun dari luar. Sehingga kelak kita berhasil membina kaum muda yang memiliki visi dan misi guna membawa kehidupan berbangsa dan bernegara kedepannya lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun