Padahal untuk masuk ke dunia cyber security atau keamanan siber, sangat dibutuhkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu mengatasi serangan-serangan siber, seperti yang dilakukan oleh Bjorka.
Selain untuk menumbuh-kembangkan minat siswa di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, penerapan pelajaran informatika di Kurikulum Merdeka akan sangat bermanfaat, minimal generasi muda bangsa ini tau, mana yang benar-benar web atau situs asli dan mana yang phising atau web yang menyabar seperti aslinya.
Maraknya kebocoran data bisa disinyalir karena pengetahuan warga Indonesia yang masih lemah yang tidak dengan jeli melihat web atau situs yang asli dan yang phising atau menyerupai aslinya. Gampangnya masyarakat kita mengisi data ketika ada yang minta mengisi data dengan memberikan link atau web yang harus diisi dan juga menyebarkan link atau web phising itu kepada teman-temannya di grup, dan banyak kemungkinan lain seperti memang kurangnya pengetatan ke manana data di web ataupun situs resmi perusahaan swasta maupun negeri.
Semoga apa yang dilakukan oleh Bjorka ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, terutama pemangku kepentingan di Republik ini agar dalam membuat kebijakan, apalagi dalam Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas), tetap mengedepankan pendidikan atau pembelajaran berbasis teknologi atau minimal mengembalikan mata pelajaran informatika di dalamnya.