Program ini untuk membantu pengusaha kecil hingga UMKM bangkit di masa pandemi, disamping itu untuk membangun dan mendorong masyarakat agar lebih mencintai, membeli, dan menggunakan produk-produk lokal yang dihasilkan oleh pelaku UMKM Indonesia atau yang saat ini disebut artisanal.
Kedepannya, saya sangat berharap kegiatan UMKM serupa dapat diselenggarakan di kota-kota besar di Sumatera Utara, seperti di Medan, Pematang Siantar, Kabanjahe, hingga di kota-kota sekitaran Danau Toba, sehingga para pelaku ekonomi kreatif dapat berpartisipasi.
Untuk mendukung DSP Toba, ada tiga langkah brilian yang perlu dilakukan, diantaranya:
Konservasi, pembangunan Toba sebagai DSP harus memperhatikan alam sekitar, terutama untuk tidak melakukan penebangan pohon. Lalu pengelolaan sarana sampah secara zero waste. Edukasi, Kemenparekraf harus intens melakukan pelatihan Hospitality pemuda desa di kawasan Zona Otorita Danau Toba agar mereka memiliki keahlian yang mumpuni saat menyambut wisatawan lokal maupun mancanegara. Paling penting adanya pembangunan Akademi Pariwisata di Kawasan Danau Toba.
Yang paling penting tentunya Pemberdayaan Masyarakat, dimana masyarakat setempat diberikan kesempatan untuk menjadi tenaga kerja resmi dan memiliki pendapatan tetap, seperti tenaga humas, pengamanan atau security maupun karyawan di Bobocabin alias penginapan berbentuk kabin di alam bebas. Tak kalah menariknya, apabila sarapan pagi dari para pengunjung Bobocabin ini berasal dari masyarakat setempat, apa tidak keren itu bukan?
Tak kalah menariknya, Kemenparekraf mampu memberdayakan masyarakat setempat untuk memperbaiki bangunan rumah warga untuk menjadi Homestay dalam mendukung ekonomi kreatif masyarakat. Tentunya didukung dengan fasilitas umum, seperti: tersedianya ATM terdekat, toilet yang bersih dan layak untuk wisatawan, dan tentunya Pos Kesehatan Desa sebagai fasilitas kesehatan.
Terakhir, tentunya penumbuhan nilai ekonomi lokal melalui Geowisata, dimana DSP Toba tujuan utamanya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah kawasan Danau Toba, yang tentunya dengan sendirinya turut menyumbang pendapatan asli daerah, sehingga stigma bahwa masyarakat di Danau Toba kaya akan nilai-nilai budaya, tapi miskin secara ekonomi dapat terbantahkan dengan program Destinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba..Horas, Njuahjuah, Mejuahjuah...
Sumber Artikel :