Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Setelah Saling Bermaaf-maafan, Hati Terasa Damai

22 Mei 2020   20:42 Diperbarui: 22 Mei 2020   20:35 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedamaian Hati Terbentuk dari Saling Bermaaf-maafan. ilustrasi gambar:mojok.co

Berdamai dengan hati, berdamai dengan sesama, berdamai dengan lingkungan sekitar, itulah makna utama dari setiap perayaan hari-hari besar keagamaan yang akan kita rayakan bersama. Esensi utama dari perayaan hari-hari besar keagamaan tentunya sangat mulia, dimana intinya, adanya keikhlasan dari dalam batin kita ,dari dalam hati kita yang paling dalam untuk meminta maaf kepada saudara-saudara kita.

Ketika kita ingin minta maaf dan melaksanakannya saat itu juga, maka kita sudah menang dan mampu melebur dosa kita saat kita merayakan hari besar keagamaan. Sungguh, tidak terasa kita sebentar lagi akan melangkahkan kaki dan merayakan hari raya besar umat Muslim di seluruh dunia.

Idul Fitri, dari setiap pengalaman maupun resensi-resensi yang saya baca, mengandung makna sebagai hari yang fitroh atau suci dan penuh dengan ampunan. Artinya setiap orang yang ingin ambil bagian dalam perayaan Idul Fitri ini harus memiliki hati yang ikhlas untuk memaafkan orang lain plus meminta maaf kepada orang lain, baik itu antara sesama keluarga, lingkungan dan masyarakat.

Di hari yang penuh berkah setelah sebulan penuh berpuasa, kemenangan yang kita raih itu ketika kita bisa memaafkan orang lain dan juga berharap segala tingkah laku kita dimaafkan oleh saudara-saudara kita.

Pengalaman saya ketika maaf-memaafkan di hari raya Idul Fitri sudah banyak, tidak bisa lagi terhitung dengan jari-jari. Setiap Lebaran tiba, maka hal yang pertama dan utama kami lakukan sebagai warga negara Indonesia yang bertetangga adalah saling memaafkan di saat Lebaran ataupun di saat Tahun Baru tiba.

Ketika hari raya Idul Fitri tiba, maka kami akan berkunjung ke rumah sebelah untuk bermaaf-maafan. Bapak dan Mamak dan kami semua pagi-pagi Idul Fitri datang berkunjung tanpa ada rasa sungkan atau segan. Pagi-pagi sekali, kami datang dan langsung disambut dengan senyuman oleh tetangga kami yang biasa kami panggil dengan sebutan Uda dan Inanguda.

"Horas.... Minal Aidin Wal Faidzin, Maaf Lahir dan Batin!", begitulah Bapak saya langsung menyapa Uda yang masih duduk di tikar begitu juga dengan Inanguda.

Mereka semua sudah siap sedia menyambut kedatangan kami. Udaku sangat berkharisma mengenakan baju kokonya, juga dengan peci hitam khasnya, pun dengan Inanguda yang mengenakan hijabnya sudah menyambut kami dengan senyuman ramah mereka.

Ternyata mereka barusaja selesai saling bermaaf-maafan. Memang tadi sebelumnya kami mendengar bersama bahwa mereka masih dalam suasana maaf-bermaafan, dimana kami dengar suara isak tangis ketika anak tertua mereka, Rotua meminta maaf, dilanjutkan dengan dek Juraidah, dan terakhir si bungsu Tombang.

"Horas.. Abang...Mohon maaf lahir dan batin!", ucap Udaku itu sambil berdiri dan menyambut kami dengan salaman dan pelukan penuh kehangatan. Tidak ada rasa sungkan, yang ada rasa ketulusan untuk saling bermaaf-maafan. Saya salam dan peluk Uda itu juga, si Rotua, dan si Tombang, sementara dek Juraidah yah kami salaman sambil saling bermaaf-maafan.

Memang usai bermaaf-maafan yang datangnya dari lubuk hati yang paling dalam akan membawa ketenangan batin dan lahiriah. Di pancaran wajah kita tidak ada lagi perasaaan takut, yang ada wajah yang gembira dan hati yang plong serta wajah yang cerah karena tidak dihantui oleh rasa takut, bersalah dan dosa, karena segala dosa kita sudah diampuni dan kita berasa memiliki hidup dan jiwa baru untuk menyambut Lebaran yang di depan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun