Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

[Event Semarkutiga] Nasi Kuning Plus Ayam Kampung "Na Pinadar" Khas Batak Toba Mempersatukan Keluarga

11 Juli 2019   20:25 Diperbarui: 11 Juli 2019   20:36 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi Kuning Berpadu dengan Ayam

Kuliner tanah air ini tidaklah habis-habisnya untuk ditenarkan dan bakal membuat lidah kita akan sangat rindu kembali menyantapnya setiap kali kita mengingat misalnya, kata nasi kuning atau ayam kampung. Nusantara ini tidak akan pernah kehabisan kuliner untuk disuguhkan dan disantap karena kelezatannya berkat sumber daya alam yang melimpah. Tidak dapat dipungkiri, rempah-rempah tanah air plus kekayaan alam seperti melimpahnya stok ayam kampung, beras merah, ikan mas, dan sebagainya mampu diramu oleh setiap tangan-tangan yang punya kreasi, pasti mampu menghasilkan hidangan sempurna, mampu 'menendang' selera makan anggota keluarga untuk menyantap masakan khas yang disuguhkan, tidak terkecuali dalam setiap momen pertemuan keluarga.

Pun dengan kuliner yang akan kami suguhkan berasal dari Batak Toba. Kuliner ini sangat ciri khas, karena perpaduan antara masakan khas Batak Toba dengan Pak-pak Dairi. Bicara tentang Danau Toba, maka pesonanya sudah sampai ke seluruh jagad raya ini betapa indah dan mempesonanya danau yang dijuluki "negeri indah kepingan surga" yang tiada duanya di dunia. Sangat beruntung Sumatera Utara memiliki danau yang menjadi destinasi wisata dunia yang dilindungi oleh UNESCO.

Tidak hanya keindahan alamnya, ternyata Danau Toba mampu memberi kehidupan kepada jutaan rakyat Indonesia yang hidup disekitar dengan tujuh kabupaten/kota, yaitu: Samosir, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Simalungun, Dairi dan Karo yang berada di lingkaran Danau Toba. Inilah yang membuat Danau Toba menjadi lebih bermakna dan sangat vital perananya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak heran apabila bapak Presiden mencanangkan bahwa Danau Toba salah satu dari sepuluh destinasi parawisata yang wajib dikunjungi dan mampu mendatangkan devisa bagi negara.

Selain tempat wisata, tentunya kuliner-kuliner asli dari tanah Batak yang diturunkan secara turun temurun tentunya tidak ketinggalan menjadi santapan yang harus dicoba dan dirasakan. Sangat beragam dan memiliki ciri khas. Salah satu yang paling menyita perhatian dan sangat diminati adalah Manuk na Pinadar.

Manuk Napinadar, berasal dari dua kata, yaitu Manuk dan Napinadar. Manuk (bahasa Batak), artinya Ayam Kampung, sedangkan Napinadar, artinya yang dibakar atau dipanggang dengan dilumuri bumbu khas yang telah disiapkan sebelumnya.

Sedangkan Nasi Kuning, adalah nasi yang berwarna kuning khas dari Pakpak Barat yang diracik dengan bumbu-bumbu khas Batak. Kedua hidangan ini sudah menjadi hidangan tradisional yang diturunkan turun temurun oleh leluhur kepada anak-anaknya dan dari kakek kepada orang tua kami dan begitu terus hingga kepada kami anak-anaknya.

Konon ceritanya, nasi kuning ini disediakan oleh nenek moyang para pejuang dari tanah Pakpak Barat untuk memberangkatkan mereka yang akan berperang agar berani di medan perjuangan, agar selamat dan pulang membawa kemenangan. Jadi, hingga sekarang, orangtuaku meyakini dengan makan bersama Nasi Pollong bersama dengan Manuk Napinadar, diharapkan Yang Maha Kuasa memberikan kekuatan, memberikan semangat dan bisa menjalani tahun yang baru dengan penuh kemenangan.

Cara Membuat Manuk Napinadar

Setiap akhir liburan akhir semester seperti ini, akan mengawali semester baru di masa sekolah, maka sejak dari dulu orangtua kami selalu menyempatkan untuk mengajak makan bersama semua anggota keluarga, terutama kami yang akan melanjutkan sekolah.

Momen ini digunakan untuk mengadakan acara makan bersama dengan menu spesial, Manuk Napinadar bersama dengan Nasi Kuning yang bahasa Pakpak Dairi bernama -- Nasi Pollong atau Pelleng -- dengan tujuan agar selama menempuh pendidikan, sehat-sehat, pintar, dan semangat, terlebih di berkati Yang Maha Kuasa.

Biasanya, pagi-pagi sekali, saya telah menangkap ayam kampung peliharaan kami sebanyak 2 ekor dengan berat yang berbeda-beda. Ada yang 1,5 kg dan 1 kg, karena pasti ada keluarga dari kakak yang juga diundang makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun