Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Runtuhnya Menara Eiffel, Kokohnya Kibaran The Black Yellow

9 Maret 2017   06:21 Diperbarui: 9 Maret 2017   22:01 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unay Emery meratapi kekalahan menyesakkan penuh kontroversi kontra Barca. sumber: dokpri

Usai sudah perang gengsi antar dua klub raksasa bergelimang uang di leg II babak 16 besar Liga Champions hari ini. Barca dan PSG yang menyedot perhatian dunia telah usai dan jreng..jrengg.... sekali lagi prediksi banyak pihak tidaklah meleset. Ya, Barca dengan segala kekuatan yang ada dibelakangnya mampu memutar prediksi banyak pihak juga yang bakal meloloskan PSG ke babak perempat final. Skor telak 4-0 di pertemuan pertama yang diyakini banyak pihak sebagai modal bertandang ke Nou Camp ternyata tidaklah manjur. Sebab, faktanya Barca sekali lagi mampu keluar dari lubang jarum yang maha sempit dengan menggelontorkan 6 gol sesuai dengan prediksi teman saya dengan cara yang sangat bisa dibilang mustahil.

Melihat penuh tontonan yang disajikan oleh dua klub raksasa ini sungguh memacu adrenalin dan sulit untuk tidak merangkumnya dalam sebuah reportase yang bakal di kenang dengan segala intrik dan kejadian serta kejutan atau sihir yang mampu dibuat oleh pasukan Catalunya terhadap tamunya PSG yang datang juga dengan kekuatan pemain dan sihir yang tidak mampu meruntuhkan seisi stadion Nou Camp. Kekuatan Menara Eiffel, yang kali ini dibawa oleh Unay Emery dan dikapteni oleh Thiago Silva datang dengan kepercayaan diri yang tinggi bermodalkan empat gol mampu menahan saya untuk tidak mengganti remote tv ke partai lain yang mempertemukan Borusia Dortmund dengan Benfica yang juga tertinggal satu gol. Bagaimana kelanjutannya? Langsung ke TKP.

Borussia Dortmund vs Benfica

Partai pembuka hari kedua leg II babak 16 Besar Liga Champions diawali beberapa menit oleh The Black Yellow julukan Borussia Dortmund merajuk pada warna kebesaran kuning pada kostum mereka menjamu si Elang, julukan lain dari Benfica asal Portugal di Stadion kebanggaan Dortmund, WestfalenStadion. Walau sudah unggul 1 gol di kandang Benfica, tetapi Dortmund bakalan diprediksi mampu melenggang ke babak Perempat final dan itu benar-benar terjadi.

Menit ke-4, striker andalan Dortmund, Pierre-Emerick Aubameyang sudah mampu menjebol gawang Ederson Moraes, agregat menjadi 1-1 dan babak pertama berakhir. Dan seterusnya permainan menjadi milik Dortmund berikutnya lewat gol-gol yang dilesakkan oleh Christian Pulisic menit 60 dan tambahan dua gol oleh striker subur, gesit nan cerdik yang jadi rebutan banyak klub, Pierre-Emerick Aubameyang (62,85) yang menutup pertandingan dengan skor akhir 4-0, agregat 4-1 dan menghantarkan pasukan Thomas Tuchel ke babak delapan besar Liga Champions musim ini. Pencapaian yang luar biasa dan mengingatkan saya akan prestasi Dortmund di musim 1996/1997 yang mampu jadi finalis dan sekarang menghidupkan persaingan dengan klub-klub papan atas lainnya, termasuk menemani Bayern Munchen dan Real Madrid ke babak 8 besar. Selamat Dortmund, kibaran bendera Kuningnya mantap!

Barca vs PSG

Jreng..jrengg... ini adalah partai yang paling ditunggu-tunggu, karena diprediksi bakalan tercipta gelontoran gol oleh Barca ke gawang PSG. Ketertinggalan margin 4 gol akankah sanggup dibalas di Nou Camp? Berapa gol yang sanggup di sarangkan ke gawang Kevin Trapp? Teman saya bilang enam gol! Ah masa ia? Ini PSG loh, klub terkaya di Paris? Akh tak peduli kata si teman.

Benar juga prediksi dia. PSG dengan logo yang identik dengan Menara Eiffel, menara cinta, menara yang jadi daya tarik para turis di seluruh dunia ini datang ke stadion Nou Camp markas Barca dengan penuh percaya diri. Bermain negatif football dengan sekali-sekali menyerang untuk menjaga peluang tidaklah salah. Pilih mana? Bermain cantik tetapi kalah? Atau bermain bertahan tetapi menang? Yah sepakbola adalah permainan, apapun strateginya yang penting menang! Apalagi yang dihadapi adalah Barca yang selama 10 tahun ini merajai Liga Champions dengan tidak pernah absen serta menjadi momok di La Liga.

Jadi tidak salah apabila Unay Emery menginstruksikan dan memasang starting line up-nya dengan pemain-pemain yang bertipe bertahan. Istilah kerennya Parkir Bus untuk menjaga peluang. Jika adapun gol bersarang, jangan lebih dari empat gol!.

Awalnya berjalan dengan baik, walau menit ke-2 Luis Suarez sudah bisa mencetak gol pertama dan teknologi garis gawang mampu berperan mengesahkan gol tersebut walau sekilas Marco Veratty mampu menghalau bola, tetapi tetap dianggap gol karena sudah melewati garis gawang. Itu tak masalah karena agregat masih 1-4. Barca yang tidak mau kehilangan muka di depan pendukungnya sendiri bermain dengan ngotot dan keras terkadang menjurus kasar dan mengintimidasi para pemain-pemain PSG. Itu tadi, Barca bekerja keras, menghalalkan segala cara untuk bisa menggelontorkan gol sebanyak lima gol jika ingin lolos.

Banjir kartu kuning dalam partai yang super keras ini harus dikeluarkan oleh wasit Deniz Aytekin asal Jerman dalam upaya meminimalisir pelanggaran-pelanggaran keras, enam kartu kuning untuk pemain PSG dan lima untuk pemain Barca. Banyak moment-moment menarik dalam pertai ini, seperti bola mengenai tangan baik untuk Barca maupun PSG, tetapi wasit tidak memberikan hadiah penalty. Sehingga dalam pikiran saya apakah ini namanya teori konspirasi agar Barca tetap ada di Liga Champions? Sebab, sepertinya ada anekdot, tidak ada Barca, Liga Champions kehilangan gairah hingga pemasukan finansial? Akh ini hanya rekaan saya sajalah....

Kedua, panjangnya perpanjangan waktu yang diberikan, bayangkan babak pertama perpanjangan waktu diberikan hampir sampai 3 menit, sementara perpanjangan waktu babak kedua 5 menit? Hingga akhirnya gol ke enam bisa muncul di menit 4 perpanjangan waktu. Sungguh sulit tetapi dapat disetting bagaimana PSG keluar dari stadion Nou Camp dan terlempar dari Liga Champions. Itulah tadi saya katakan ada kekuatan luar biasa di belakang Barca.

Kembali ke pertandingan. Menit 40 sebuah kesalahan dibuat oleh para pemain PSG yang tidak membuang bola dengan sempurna sehingga dapat dicuri dan Iniesta melakukan umpan backheel ke arah gawang Trapp dan Layvin Kurzawa yang melakukan cleerence tidak sempurna sehingga bola malah masuk ke gawang sendiri, gol skor 2-0 untuk Barca.

Babak pertama usai, babak kedua baru dimulai lima menit, Barca sudah mendapatkan hadiah penalty setelah Thomas Muiner yang terjatuh saat memotong umpan Messi mengenai Neymar yang dijuluki si raja diving. Wasit langsung menunjuk titik putih, tidak bergeming dengan protes para pemain PSG dan Messi sukses mengeksekusi dengan baik. Skor 3-0 dan agregat menjadi 3-4. Pertandingan semakin seru.

PSG mencoba bangkit dan berhasil mengoyak gawang ter Stagen lewat gol cantik Edison Cavani menit 62 memanfaatkan umpan sundulan Kurzawa sehingga situasi semakin sulit dan pertandingan semakin seru, karena Barca harus mampu mencetak tiga gol agar bisa lolos.

Seisi stadion bungkam, terdiam, yang ada hanya nyanyian dari pendukung PSG di salah satu ujung tribun stadion. Pemain Barca tidak putus asa, permainan dilanjutkan dan hasilnya? Wasitpun seakan-akan tunduk pada permainan Barca. Menit 88 dari sebuah pelanggaran, tendangan bebas cantik Neymar menghujam deras ke gawang Kevin Trap untuk ke empat kalinya. Pembantaian pun berlanjut, menit ke-90 kontroversial itupun berlanjut.

Proses gol terakhir dimana banyak pemain barca yang posisinya offside termasuk Sergi Roberto. sumber: dokpri
Proses gol terakhir dimana banyak pemain barca yang posisinya offside termasuk Sergi Roberto. sumber: dokpri
Suarez yang juga sangat licik di dalam kotak penalty lawan melakukan diving setelah sedikit tangan Marquinhos menyentuh wajahnya, Suarez terjatuh dan mampu mengelabui wasit yang menunjuk titik putih dan memberikan Marquinhos kartu kuning. Neymar yang dihunjuk jadi eksekutor mampu melaksanakan tugasnya dan skor imbang 5-5. Andaikan wasit asal Jerman langsung meniup peluit akhir maka yang melaju adalah PSG dan koyaklah bendera Catalunya yang selama ini berkibar di benua biru.

Tetapi nasib berkata lain, kokohnya menara Eiffel itu ternyata tidak sanggup menahan gempuran pasukan Catalunya. Kemampuan penjaga menara Eiffel tidak sanggup lagi bertahan selama lima menit, karena menit ke-3 perpanjangan waktu Sergi Roberto yang masuk menggantikan Rafinha jadi pahlawan dengan golnya yang dianggap kontroversial. Kenapa kontroversial? Karena dalam tayangan ulang, ada beberapa pemain Barca yang offside saat menerima umpan tendangan bebas Neymar. Dan Golll.....akhirnya Barca yang lolos, menara Eiffel itupun runtuh oleh teori konspirasi yang seakan-akan lebih memilih Barca yang bertahan di Liga Champions daripada PSG. Ya sudahlah itulah sepakbola dengan segala intrik dan kontroversinya...

Selama kita terhibur yah itulah sepakbola. Selamat buat Barca,

Salam olahraga

Medan, 09 Maret 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun