Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Vanuatu, Negeri "Kelas Kecamatan" yang Selalu Membuat Gerah RI

1 Oktober 2021   14:17 Diperbarui: 1 Oktober 2021   16:10 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdana Menteri Vanuatu, Bob Loughman saat berbicara dalam sidang Majelis Umum PBB (gambar: CNBC Indonesia)

Pada 2003 nama Vanuatu mulai dikenal di Indonesia. Sebabnya, dibukanya kantor perwakilan Organisai Papua Merdeka (OPM) di Port Vila, ibu kota Vanuatu. 

Awalnya nama Vanuatu terdengar asing. Orang bisa saja menduga, sejenis flora atau fauna. Meskipun kenyataannya  Vanuatu itu negara. Walau hanya sekelas kecamatan untuk ukuran Republik Indonesia. Penduduknya hampir sama dengan populasi Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Sekira 300 ribu penduduk.

Popularitas Vanuatu terus menanjak. Pada 2013, dalam sidang tahunan PBB menuduh Indonesia melakukan pelanggaran HAM di Papua. Setelah itu debutnya sebagai advokasi separatisme OPM keterusan. 

Hampir setiap tahun, secara sepihak melakukan provokasi dalam sidang PBB. Menuduh Indonesia melakukan pelanggaran HAM di Papua. Serta menyuarakan kemerdekaan Papua. Panggung yang digunakan adalah sidang PBB. Strategis dan efektif. Sebuah promosi gratis, menggaungkan gonggongan mereka.

Tindakan Vanuatu jelas mencederai penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial sebuah bangsa. Padahal itu salah satu norma yang dikedepankan di PBB. Namun, keterbatasan sumberdaya manusia untuk memahami tata pergaulan diplomatik mengantarkan Vanuatu terkesan urakan dan tidak tertib. Kepala batu! Sepertinya terjadi gangguan psikologi diplomatik yang tidak terobati pada Vanuatu.

Bagi Indonesia, berkonflik dengan Vanuatu serba salah. Kalau dibalas dengan operasi militer,  hanya sebuah negara sekelas kecamatan. Malah akan memunculkan simpati dunia. Namun, kalau tidak dibungkam, omongannya bisa dimanfaatkan "elemen jahat" untuk menyudutkan Indonesia. Serba repot!

Catatan terbaru ditunjukkan di Sidang Umum PBB, Minggu, 26 September 2021. Perdana Menteri Vanuatu, Bob Loughman, menyerang Indonesia dengan melontarkan isu pelanggaran HAM berat di Papua.

"Ada pelanggaran hak asasi manusia terjadi di tengah-tengah kita ... di region kita, orang-orang di Papua terus menerus menderita dari siksaan pelanggaran HAM," Ujar PM. Bob Loughman.

Pernyataan yang keluar dari agenda sidang umum PBB itu dibalas oleh Sekretaris Ketiga Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di PBB, Sindy Nur Fitri, sebagai bentuk hak jawab.

"Kami sangat menolak tuduhan palsu, tidak berdasar, dan menyesatkan yang terus dipupuk oleh Vanuatu. Tuduhan tersebut menciptakan harapan palsu dan kosong , serta hanya memicu konflik yang sedihnya mengorbankan banyak nyawa tak berdosa"

Apa Motif Vanuatu?

Vanuatu hanya mencari sensasi. Konsumsi politik dalam negeri. Upaya menyuarakan HAM, tak lebih taktik untuk menunjukkan Vanuatu sebagai pemimpin Regional di gugusan pulau kecil-kecil yang dihuni ikan,kepiting dan kerang di Pasifik. Namun, harus menjadi kewaspadaan Indonesia adalah jika Vanuatu  menjadi kepanjangan tangan dari kekuatan besar yang tersembunyi.

Indonesia harus belajar dari kasus Timor Portugis. Saat Amerika dan Australia berkepentingan menghadang komunisme terhadap Timor Portugis--takut efek domino komunisme--maka Indonesia didorong untuk masuk dan melakukan aneksasi. Australia ketakutan waktu itu, Timor Portugis akan menjadi komunis. Jika Timor Portugis menjadi Komunis, bisa jadi wabah komunis akan menyebar juga ke Australia. Maka harus dibendung. Indonesia diumpankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun