Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pikiran, Kebahagiaan dan Kompetisi Kehidupan

21 Maret 2021   05:40 Diperbarui: 21 Maret 2021   06:07 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persoalan menderita dan bahagia hanya pengkondisian pikiran. Hanya permainan dari hormon; kortisol dan endorfin. Semakin sederhana pikiran maka semakin tenang hatinya. Semakin ke mana-mana pikiran, maka tidur pun tidak akan nyenyak. Hidup di dunia ini harus mampu tidur nyenyak. Tidur nyenyak adalah sebuah pencapaian paling menakjubkan untuk untuk menghargai kehidupan.

Jangan terlalu menuruti Keinginan. Sumber masalah lainnya adalah terlalu menuruti keinginan. Keinginan itu tidak ada batasnya. Merasa cukup dan selalu menikmati yang ada adalah kunci agar kita lebih menghargai kehidupan ini. Terlalu singkat hidup ini, kalau hanya untuk bergelut dengan keinginan.

Kita harus menekankan bahwa hidup harus membahagiakan, untuk diri kita dan juga untuk orang lain. Kalau kita tidak bahagia mustahil mampu membahagiakan orang lain. Nah, di era kapitalisme inilah rasanya hidup sederhana menjadi sebuah kesalahan. Kalau pakaian kita hanya bisa dihitung dengan jari, banyak yang komentar, kok pakaiannya itu-itu saja? kalau kita tidak punya landasan prinsip hidup yang kuat, kita akan sakit hati dan marah.

Pakaian fungsinya untuk melindungi tubuh dan untuk kepantasan bersosialisai dengan orang lain. Kalau pakaian kita, sudah sopan, tidak melanggar nilai kepantasan umum, maka itu sudah cukup. Kalau pun tidak banyak jenisnya, itu hanya masalah gengsi. Dan tidak ada alasan ilmiah gengsi sebagai sumber kebahagiaan. Gengsi hanya sumber utama kapitalisme untuk menjual barangnya. Inilah akar kompetisi kehidupan di bidang ekonomi, yakni mengejar gengsi .

Hidup sederhana sangat membahagiakan. Hidup sederhana bukan mengajarkan kemiskianan. Hidup sederhana hanyalah gaya hidup, puas dengan sesuatu yang minimalis dan tidak berlebihan. Apakah kita tidak boleh kerja keras? kerja  keras ya harus!. Jangan malas, manusia tidak boleh malas. Namun, jangan sampai kerja keras kita, malah menghilangkan tujuan hidup kita yang sesungguhnya. Jangan sampai kita berkejaran dengan  gengsi kepemilikan barang, mengejar mati-matian namun malah hidup kita tidak bahagia.

Jalani hidup ini dengan tenang, jangan overthingking, semua yang terjadi tak akan pernah abadi. Bersiaplah dengan perubahan. Dan jangan terlalu melekat pada setiap peristiwa, itu sangat menguras energi. Berbahagialah dan nikmati tidur nyenyak.

------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun