Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penjual Nasi Pecel dan Presiden Amerika

18 Maret 2021   14:24 Diperbarui: 18 Maret 2021   15:32 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar via riauonline.co.id

Adakah kaitan antara penjual nasi pecel yang berada di Banyuwangi dengan Presiden Amerika Serikat, di Gedung Putih? jarak Banyuwangi-Washington kalau ditarik garis lurus, melewati Samudera Pasifik adalah 13.236 km. Artinya jarak ini cukup jauh.

Sebelum menjawab ini, ada baiknya kita meyakini dulu bahwa setiap benda baik hidup maupun mati  di ekosistem Bumi saling terhubung; pengaruh mempengaruhi. Aksi reaksi, satu sama lain.

Maka jawabannya "ada".  Bagaimana keterhubungan itu terjalin?

Untuk membuat nasi pecel dibutuhkan: sayur-sayuran, kacang, nasi, cabe, garam, gandum,micin, tempe, tahu, krupuk, dan telur. Tempe adalah komponen "wajib ada" di menu nasi pecel. Tempe terbuat dari kedelai.

Indonesia belum mampu swasembada kedelai. Padahal Indonesia adalah negara nomor dua setelah china yang rakus mengkonsumsi kedelai. Kebutuhan kedelai pertahun sekitar 8 juta ton, sedangkan produksi kedelai lokal hanya 1,17 juta ton. Sehingga ditutup dengan impor. Menurut data BPS semester 1 tahun 2020 impor kedelai dari Amerika mencapai 1,14 juta ton. Kebijakan ekspor impor ada dikewenangan menteri perdagangan Amerika Serikat. Menteri pastinya juga berkoordiasi dengan presiden.

Alur ini cukup bisa dipahami, guna menunjukkan bahwa ada kaitan antara penjual pecel dengan presiden Amerika. Jika konsumen tempe punah, maka impor kedelai akan berhenti. Akibatnya--besar atau kecil-- mempengaruhi tata keuangan yang ada di Amerika , sehingga bisa saja membuat pening Presiden Amerika. Penjual nasi pecel dan Presiden Amerika punya kaitan. Dihubungkan oleh bahan baku tempe, kedelai!. Satu pihak diuntungkan, yang lain juga diuntungkan. Simbiosis mutualisme terjalin.

**

Pertanyaan lagi, Apakah ada kaitan antara perdana menteri Kuwait dengan orang Eskimo? Kuwait berpredikat negara eksportir minyak untuk industri di dunia. Minyak yang dibakar akan menjadi partisi--perangkap cahaya matahari. Dampaknya akan meningkatkan suhu Bumi. Ketika suhu naik, maka es di Kutub Utara 'artik' mulai mencair. Suku Eskimo akan terganggu karena mengurangi hasil tangkapan anjing laut dan ikan. Itu terjadi karena berubahnya ekologi akibat mencairnya es. Ketika ekologi berubah, berakibat pada kehidupan orang Eskimo. Hubungan orang Eskimo dan penguasa Kuwait adalah simbiosis parasitisme, satu diuntungkan satunya dirugikan.

Dua contoh dengan lokasi berjauhan dan profesi tidak identik ternyata saling terkait. Organisme satu dengan organisme yang lainnya saling terhubung rumit dalam kanal-kanal tindakan yang mempengaruhi satu sama lain. Bisa hubungannya parasitisme, komensalisme dan mutualisme.

Ada keterjalinan yang unik semua unsur di Bumi ini. Keterjalinan melingkar. Entah pada rantai makanan--sumber energi--atau pada fungsi lain. Maka timbul pertanyaan. Siapakah yang penting di dunia ini?

Semua organisme karena sifatnya saling mendukung maka apapun dan siapapun penting. Kodok, curut, belalang, ular, kepiting semua penting. Setiap organisme menduduki fungsinya yang khas dan fungsional.

Ekosistem ibarat mobil. Jika menganggap mesin itu penting, maka  ban juga penting. Lihatlah betapa tersiksanya pengendara yang bannya meletus. Meskipun mesin menyala, mobil tidak berfungsi selayaknya. Sistem mesin dan fungsinya terganggu.

Ada pula sekrup-sekrup kecil yang ada di dalam mobil yang tidak tampak dan tidak terlalu dipedulikan, namun kalau tidak ada dan tidak berfungsi, mobil yang keren pun akan berantakan--lepas satu dengan yang lainnya. Adakah yang paling penting bagi sebuah mobil? semua komponen mobil itu penting karena punya fungsi spesifik. 

Hal yang sama, juga berlaku untuk manusia dan segala pendukungnya.

====

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun