Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Manusia, Spesies Invasif yang Tersenyum dan Menangis

11 Maret 2021   08:36 Diperbarui: 12 Maret 2021   09:15 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Maaf, Anda dan juga pastinya saya, adalah spesies Invasif. Saya tidak menuduh hanya memberi informasi. Ups..jangan marah dulu. Penulis sedang memaki dirinya sendiri kok! Meskipun julukan ini tidak mengenakkan dan kurang elok, namun seperti itulah yang terjadi pada spesies manusia saat ini.

Bagaimana sih memahami invasif itu?

Misal, ahli sejarah mencatat aktivitas Belanda dengan perusahaan dagangnya VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) di Nusantara. Awalnya hanya  perusahan ekspedisi orang Belanda yang ingin berdagang di Maluku, yakni sekitar abad XVII. Mereka membeli pala dan rempah-rempah yang laku dipasaran,  kemudian dibawa ke Eropa. Dijual di sana dan mereka mendapatkan keuntungan.

Merasa keuntungannya kurang dan supaya berlipat ganda, pedagang internasional tersebut membuat persekutuan dagang yang dinamai VOC. Tujuannya agar bisa  memonopoli semua jalur perdagangan di Maluku. Lambat laun mereka membawa tentara--sedikit demi sedikit. Setelah kuat mereka menyerang kerajaan pengendali perdagangan rempah-rempah. Maka tindakan VOC tergolong  invasif, penyerang!

Setelah berhasil menaklukkan wilayah Maluku, aktivitas jual beli rempah-rempah diharuskan ke VOC -- yang lain tidak boleh dan juga jangan kebagian. Pedagang Eropa lainnya semisal Inggris, Portugis dan Spanyol harus menyingkir dari wilayah Maluku.

Kalau tidak, maka akan diserang. Jadi Invasif itu, sama maknanya dengan penaklukkan untuk menguasai. Dan juga mematikan pesaingnya. Serakah dalam bahasa sosiologisnya.

JALUR ENERGI di EKOSISTEM

Kalau manusia makhluk Invasif maknanya adalah spesies manusia ingin menguasai semua jalur energi yang ada di Bumi. Energi adalah bahan bakar yang membuat makhluk hidup bisa bergerak. Misal: karbohidrat, air, udara, tanah dan semua penyokong kehidupan adalah energi.

Padahal ekosistem Bumi, tempat manusia: tidur, bangun, berlari lalu mati, dibentuk melalui perpindahan energi yang melibatkan banyak organisme. Cacing, semut, kadal, tikus, pepohonan semua adalah pemeran utama dari rantai energi. Nah, rantai energi itulah yang diputus oleh manusia.

Kita bandingkan pemanfaatan energi oleh manusia dan terwelu. Terwelu sejenis hewan pengerat. Makanan utamanya adalah rumput dan sayuran. Rumputnya pun tidak sembarang, ada jenis tertentu yang disukai. Biasanya rumput teki. Kalau diberi daun bambu, terwelu pun tidak memakannya.

Dari gambaran ini saja terwelu sangat bergantung terhadap keberadaan tumbuhan tertentu. Kalau rumput itu punah terwelu bisa terancam kepunahan juga. Oh ya, cerita rumput kok menunjukkan daun bambu? Sekedar informasi saja, bambu bukan jenis pohon tapi rumput-rumputan. Bukan pohon bambu tapi rumput bambu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun