Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memuliakan Air agar Kehidupan Terus Mengalir

5 Maret 2021   15:22 Diperbarui: 28 September 2022   18:15 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 pancuran air Sungai Bomo. dok.pribadi

Ini proses yang berulang, terjadi setiap tahun di Indonesia maupun di belahan dunia lainnya. Meskipun lokasi dan masyarakatnya berbeda alur cerita selalu sama. Kekeringan dan kebanjiran.

Drama dukalara tahunan apakah harus terus kita putar ulang di layar televisi dan memori kita? harusnya kita jenuh dengan cerita tanpa akhir dan tidak asik ini. Namun, fenomena ini  yang terjadi dan selalu terjadi

Kita Harus Menyudahinya

Bagaimana menyudahinya? Kita ubah tingkah laku dan pandangan kita terhadap air. Kita harus memposisikan air sebagai benda yang layak dihormati. Kita anggap air seolah-olah  makhluk hidup, meskipun air sebenarnya adalah benda anorganik. Di bawah ini ada beberapa langkah untuk menempatkan air sebagai benda mulia bagi manusia. 

Pertama, air dan pohon adalah satu pasangan. Tidak ada pohon tanpa air, tidak ada air tanpa pohon.Tidak ada air dan pohon tidak ada kehidupan. Jika setiap manusia memahami ini, maka timbul rasa hormat akan keberadaan air dan pohon. Manusia tidak akan tega lagi untuk membuang sampah di sungai atau menebangi hutan sebagai sarang air dengan alasan apa pun.

Setiap Homo sapien, kalau ditanya " Apakah air penting?" Jawabannya 100% mengatakan penting. Namun, buang sampah di sungai jalan terus, penggundulan hutan marak dan seolah-olah alam sedang baik-baik saja. 

Aktivitas kotor yang manusia lakukan, mungkin tidak berdampak langsung buat pelakunya, namun menimbulkan bencana bagi orang lain. Buang sampah di sungai misalnya. Ada banyak orang yang masih menggantungkan aktivitas hariannya untuk mencuci dan minum di sungai. 

Kalau airnya tercemar, kesehatan mereka akan terganggu. Aktivitas kerja mereka terhambat dan pastinya akan menurunkan tingkat kesejahteraan mereka. Pembuang sampah di sungai adalah pelaku kejahatan, pelaku peracunan terhadap makhluk hidup air dan manusia. Apakah semua manusia sadar tentang dampak itu?

Kedua, kewajiban menanam pohon. Siklus hidrologi akan normal dan seimbang kalau pepohonan lestari. Fungsi pohon adalah mengerem laju air, supaya tidak bergerak liar ketika musim hujan dan mengeluarkan air lewat mata air ketika musim kemarau. Kalau pohon sebagai pengendalinya hilang, maka yang terjadi adalah  kalau hujan banjir, kalau kemarau kekeringan.

Tanamlah pohon sebanyak - banyaknya. Diawali dilingkup rumah sendiri dulu. Kita memberi contoh bagi yang lain sebelum kita menyuruh orang lain. Tidak ada salahnya kita banyak menanam tanaman, selain membuat teduh bisa juga dipanen buahnya- kalau kita menanam tanaman buah.

Usaha lainnya, cobalah menyisihkan biji buah yang kita makan. Kalau kita rajin kita akan heran ternyata dari buah yang kita konsumsi bisa memunculkan hutan buah kalau bijinya kita tanam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun