"BELUM BERGIZINYA" PROGRAM MBG
Oleh: Agus Sjafari*
Â
Tidak terasa program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah berjalan kurang lebih empat bulan, meskipun terpotong kegiatan ramadan dan urusan mudik yang juga menguras perhatian serius dari pemerintah.
Selama empat bulan berjalannya program MBG ini sudah mulai adanya "kerikil -- kerikil" cukup serius yang menemani pelaksanaan program ini, mulai dari tersendatnya pembayaran dana penyedia dapur MBG serta kasus terakhir terkait dengan "keracunan massal" siswa setelah menyantap menu makanan MBG di Kabupaten Cianjur dan beberapa wilayah lainnya, serta persoalan serius lainnya yang tidak ramai ke publik.
Mencuatnya pemberitaan terkait salah satu Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan yang sudah tak beroperasi dikarenakan mengalami kerugian sampai Rp 1 miliar (Tribun-Medan.com, 16 April 2025) merupakan salah satu problematika tata kelola yang mungkin juga terjadi di beberapa wilayah yang lain.
 Demikian juga dengan kasus keracunan di Kabupaten Cianjur ternyata juga banyak dialami di beberapa daerah yang lain seperti di Kabupaten Nganjuk, Kecamatan Menes Banten, Sukoharjo, serta beberapa daerah lainnya (TribunJogja.com, 24 April 2025) merupakan problematika di lapangan yang turut mewarnai perjalanan program MBG yang baru seumur jagung ini.
Perjalanan sebuah program kebijakan pemerintah dalam skala nasional pada awalnya tidak akan pernah luput dari beberapa permasalahan teknis di lapangan.
Apalagi program ini berkaitan dengan persoalan makanan yang di dalamnya terkandung unsur selera masing -- masing individu sehingga kemungkinan besar akan terus terdapat "seribu satu" permasalahan yang akan mengiringi perjalanan dari program ini.
Oleh karena ini hal yang sangat serius dipersiapkan dan diantisipasi adalah terkait dengan standarisasi yang sangat ketat dalam setiap tahapan proses dan outputnya.