Mohon tunggu...
AGUS SJAFARI
AGUS SJAFARI Mohon Tunggu... DOSEN FISIP UNTIRTA, KOLOMNIS, PEMERHATI MASALAH SOSIAL DAN PEMERINTAHAN

Mengajar, menulis, olah raga, dan seni khususnya main guitar dan nyanyi merupakan hoby saya.. topik tentang sosial, politik, dan pemerintahan merupakan favorit saya..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mudik di Tengah Himpitan Efisiensi

26 Maret 2025   16:43 Diperbarui: 26 Maret 2025   17:50 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

MUDIK DI TENGAH HIMPITAN EFISIENSI

Oleh: Agus Sjafari*

Problematika efisiensi yang melanda negara kita saat ini menjadi momok yang mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat kita beberapa bulan terakhir ini. Kemungkinan terburuknya, problematika efisiensi ini tidak hanya berdampak dalam tiga sampai enam bulan ke depan melainkan akan kita rasakan antar setahun sampai dua tahun ke depan.

Beberapa buruh dan pekerja sudah mengalami dampak langsung dengan adanya pemutusan hubungan kerja, lembaga pemerintahan juga terkena efisiensi yang sangat ketat, daya beli masyarakat yang melemah serta beberapa dampak sosial ekonomi lainnya.

Dengan begitu dahsyatnya dampak kebijakan efisiensi ini, hal ini setidaknya berdampak terhadap aktivitas "ritual" masyarakat kita yang kita kenal dengan mudik.

Salah satu tradisi sosio kultural yang berkembang pada ummat muslim yang ada di Indonesia adalah "ritual" mudik. Mengapa aktivitas mudik dikategorikan sebagai sebuah ritual. Ritual dalam hal ini merupakan sebuah aktivitas yang di dalamnya memiliki keyakinan dan  motivasi yang kuat untuk dilaksanakan berulang-ulang setiap tahun bersamaan dengan perayaan hari raya idulfitri.

Masyarakat muslim di Indonesia pasti akan mempersiapkan fisik, dana, sarana mobilitasnya agar mereka dapat menjalankan dan menunaikan ritual mudiknya tersebut. Bahkan bagi sebagian masyarakat muslim Indonesia belum merasakan berlebaran secara kaffah kalau belum melakukan mudik.

Fenomena mudik pada dasarnya merupakan fenomena silaturrahim nasional yang dilakukan secara kolosal dalam waktu yang bersamaan yaitu dalam perayaan idul fitri.

Secara syariah aktivitas mudik diyakini akan memberikan pahala yang berlipat ganda, dikarenakan dalam mudik tersebut terdapat momen sungkeman kepada kedua orang tuanya, sanak keluarganya, dan handai taulan yang ada di kampung masing-masing. Menghormati kedua orang tuanya serta silaturrahmi dengan keluarga besar diyakini akan mendapatkan ganjaran pahala yang besar.

Meskipun dalam kegiatan mudik berkonsekuensi akan menghabiskan dana yang besar, namun hal tersebut bukan menjadi persoalan bahkan diyakini akan membawa berkah pada kehidupan yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun