Mohon tunggu...
Agus Salim Jombang
Agus Salim Jombang Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Hadir untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selalu Ada Kelebihan atawa Keutamaan

21 Januari 2021   17:47 Diperbarui: 21 Januari 2021   18:04 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna. (Terj. QS. At Tiin: 4)
Segala sesuatu (memiliki) kelebihan. (Al Hikmah)

Selasa, 19 Januari 2021 alhamdulillah berkesempatan seforum bersama Bpk. Munif Chatib yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Almuslim Jatim. Tema yang dibahas Multiple Intelengence Reasearch (MIR)  oleh beliau. Tokoh Pendidikan Nasional yang telah memiliki lesensi Hak Kekayaan Intelektual MIR ini.

Hal yang luar biasa yang saya petik hikmahnya adalah pengalaman pribadi beliau yang menghasilkan karya besar untuk menyiapkan pendidikan anak bangsa. Untuk seluruhnya, tanpa sekat intelektualitas yang dibatasi oleh IQ yang bersandar dan berdasar pada angka.

Karya monumentalnya Sekolahnya Manusia, Gurunya Manusia, dan MIR serta lainnya boleh jadi dilatarbelakangi pengalaman empiris Putrinya Salsabila (maaf: yang memiliki IQ 87). Namun saya yakin Munif Chatib mengetahui dan meyakini firman Allah dan hikmah di atas.

Menurutnya tidak ada produk Tuhan yang gagal, sehingga dengan penuh kesadaran ia tetap membimbing putrinya untuk dapat mengenyam pendidikan hingga PT. Walau dengan tertatih untuk memperjuangkannya. Sehingga saat menempuh jenjang SD untuk naik kelas harus pindah sekolah. Dan para psikologi saat menyampaikan hasil observasinya menggunakan kata maaf, maaf, dan maaf.

Akhirnya dengan keyakinan dan keteguhan ya, bahwa segala sesuatu memiliki kelebihan, maka Bella, panggilan Salsabila mampu lulus PT dalam bidang desainer dengan predikat cumeload dan IPK 3,9. Luar biasa, walau tetap memiliki kekurangan di nalar matematis. Itu kelebihannya. Jika kita kisahkan panjang dan harus izin pada Mbak Bella, Suaminya, dan Bpk Munif Chatib.

Penulis ingat Ceramah Dai Sejuta SMS, Aa Gym saat bercerita tentang adiknya Agung. Ia secara intelektual kurang beruntung, namun secara spirirltual memiliki hubungan yang luar biasa dengan Allah, Tuhannya. Ia rajin ibadah dan akhirnya bisa menyentuh Aa yang saat itu hanya berorientasi duniawi. Aa hanya fokus sukses dunia, saat itu. Hidupnya sibuk untuk meraih keuntungan dunia. Setelah tersentuh oleh Adiknya, Aa sadar, bahwa Allah Tuhannya manusia menyediakan sukses dunia akhirat. Namun manusia sering larut dan larat.

Disisi lain penulis pernah membaca buku Capita Selekta M. Natsir saat menulis "Tauhid Dasar Didikan." Ia mencontohkan Prof. Ehren Fest ahli bidang kimia yang mati karena bunuh diri setelah membunuh anaknya dikarenakan IQ anaknya jongkok, mungkin lebih rendah dari 87. Idiot atau Embesil. Jika salah maaf!

Tentu kisah kedua ini sangat kotradiktif. Dimana tingginya IQ seorang Prof. tidak bisa menerima anugrah anak, investasi akhiratnya dengan legawa. Bandingkan dengan kisahnya Aa Gym dan Munif Chatib! Tentu banyak lainnya, yaitu orang yang mampu menerima anugrah Allah Tuhannya dalam segala keadaan. Tentu itu ujian dan angel untuk menggelolsnya. Hanya orang-orang pilihan yang diberi anugrah ujian itu. Laa yukallifullahu nafsan illa eus'ahaa.

Yakinlah bahwa Allah Tuhan tidak pernah memproduksi sesuatu yang gagal. Sadarilah, bahwa manusia itu sempurna dengan segala kondisinya, namun harus mengilmuinya. Jika diimplentasikan di sekolah harus dan wajib menyediakan Behind Teacher dan Terapist Teacher. Dan diam-diam negara sudah memajibkan sekolah formal menerima siswa yang berkebutuhan khusus dan yang diserahi mendidik guru Agama. Sudah tepatkah?

Yakinlah, bahwa segala sesuatu memiliki kelebihan! Allah lah Maha Penjamin dan kita harus menjadi hamba Maha Penjamin. Semoga bermanfaat!

*inspirasi_gussim99*
Waru, 21012021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun