Mohon tunggu...
Agus Salim Jombang
Agus Salim Jombang Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Hadir untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Service Pun Istiqamah

25 Januari 2020   19:49 Diperbarui: 25 Januari 2020   19:53 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Istiqamah itu terus menerus dan rutin. Ingat sesuatu yang dilakukan secara terus-menerus dan rutin pasti penting. Misalkan: makan minum, bangun tidur, belajar, menjaga kebersihan dan kesehatan, ... (bisa senakal dan seradikal Anda dalam memberi contoh), serta service.

Seperti hari ini aku menyervice sepedaku. Rutin. Sampai oleh bengkel service aku diberi jadwal yang ditempelkan di balik jok sepeda. Ganti oli perdua bulan, ganti oli gardan perempat bulan, dan tentu perlu juga general cek setidaknya perenam bulan sekali. Rutin tho? Sesuatu yang rutin memang ok guesss!

Jika dikembangkan ke ranah masing-masing lingkup dunia kerja atau aktivitas kita, maka istiqamah itu amat penting. Termasuk service: merawat dan memperbaiki. Bukankah kita mengenal *Smart Service* asal jangan menuntut *Full Service* yang dalam bahasa Arab disebut *hikmah kamiilah*, sebab mengandung unsur yang khusus hanya bagi suami istri. Apatah mau mencontoh budaya *Dukuh Paruk* Ahmad Thohari? Tentu bagi kaum Madani dan berlandaskan keimanan tidak akan melakukan itu. Kata Presiden OI, *"Terlarang melakukan itu!*

Service itu melakukan perbaikan. So bukan permisif, namun terstruktur dan masif.

Oleh karena itu hidup kita senantiasa membutuhkan diservice. Hati jangan biarkan kotor dan berkarat, servicelah dengan berdzikir! Ingat dzikir itu menenangkan jiwa. Jangan biarkan jiwa kita merana tiada tujuan.

Pikiran jangan biarkan kotor sehingga menelorkan upaya-upaya yang kotor. Sehingga menjadi *pinter keminter*, kaya menguasai, berkuasa korupsi dan menzalimi. Oleh karena itu kita perlu membaca, belajar, memetik hikmah dari peristiwa, dan kitab suci petunjuk Allah 'Azza wa Jalla. Yakinlah, bahwa itulah pedoman hidup yang menyelamatkan kehidupan pribadi dan bersama!

Perbuatan jangan biarkan penuh noda dan nestapa. Jika Anda teruskan, makan ujungnya hanya penyesalan dan penderitaan. Yakinlah dengan jalan iman dan kejujuran, Allah akan memperbaiki jalan hidup kita. (Baca QS. Al Ahzab!)

Penulis memiliki keyakinan, bahwa dengan menjadi manusia, hambaNya, dan KhalifahNya hidup akan bahagia. Sehingga ayo sama-sama menyervice diri untuk mengabdi, berbagi, serta menemukan kebahagiaan hakiki.

Sebagai  penutup renungkanlah hadits Nabi *Perbaharuilah imanmu dengan laa ilaaha illallah.*

Jadi mari selalu memperbaiki diri agar hidup memiliki arti. Kata Presiden Penyair Indonesia, *Sekali hidup. Setelah itu mati.* Jadi jangan sia-siakan kehidupan kita dengan tanpa pernah menyervice diri!

*Ganting-Sidoarjo, 25012020*
*inspirasigussim99*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun