Mohon tunggu...
Agus Samsudrajat S
Agus Samsudrajat S Mohon Tunggu... Dosen - Membuat Tapak Jejak Dengan Berpijak Secara Bijak Dimanapun Kaki Beranjak. http://agus34drajat.wordpress.com/

Public Health, Epidemiologi, Kebijakan Kesehatan @Wilayah Timur Khatulistiwa Tapal Batas Indonesia-Malaysia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyoal Hubungan Keilmuan, Spiritualisme dan Kesehatan Masyarakat?

20 Maret 2018   11:57 Diperbarui: 20 Maret 2018   12:30 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (Tribun Medan/Riski Cahyadi)

Terkait dengan keilmuan dalam Al-qur'an surat Al 'Alaq umat islam diperintahkan untuk mencari ilmu. Perintah itu adalah "Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." Ayat tersebut merupakan perintah agama untuk selalu membaca, mengkaji dan memahami berbagai ilmu pengetahuan termauk kesehatan yang ada di Al-quran.

Contoh sederhana adalah masalah rokok. Rokok dibuat dan populer jauh setelah Al-quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Banyak Negara muslim dan ratusan fatwa yang mengharamkan rokok karena fakta ilmiahnya dapat membahayakan perokok maupun orang-orang disekitarnya yang terpapar. Hasil penelitian Hidayat dan Thabrany menyatakan koefisien negatif dan signifikan untuk konsumsi rokok masa depan menunjukan sifat kecanduan miopik, artinya para perokok bersifat tidak rasional. 

Temuan bahwa perokok memiliki sifat kecanduan miopik mengharuskan pengambil kebijakan mendesain ulang strategi promosi kesehatan masyarakat tentang larangan merokok di Indonesia. Fatwa MUI tentang haramnya hukum merokok yang masih parsial hendaknya diperkuat pada masa yang akan datang dan disosialisasikan dengan intensif menjadi salah satu tugas praktisi dan akademisi kesehatan masyarakat.

Artinya masih sangat diperlukan integrasi keilmuan, kesehatan dan spiritualisme dalam menentukan hukum baik buruknya rokok termasuk praktisi dan akademisi kesehatan masyarakat untuk melindungi kesehatan masyarakat sebagimana juga dijelaskan dalam buku berjudul merokok haram oleh Ahmad Rifa'i Rif'an,  The Giant Pack of Lies oleh Mardiyah Chamim dan tim.

Umumnya sebagian orang masih menganggap pola fikir atau prasangka, perkataan dan perilaku adalah hal sepele. Hal itu semakin terlihat dan mudah ditemui baik secara langsung maupun melalui sebuah media audio visual termasuk media sosial online. Tidak sedikit fakta ilmiah meyimpulkan bahwa pola fikir, kata-kata, kalimat dan perilaku seseorang memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap kesehatan.

Pengaruh pola fikir sebagaimana dijelaskan British Journal of Clinical Psychology oleh MacLeod 2005. Dikatakan bahwa pola berfikir negatif dapat menyebabkan rasa tidak punya harapan hidup (hopelessness), sehingga rasa tidak punya harapan ini dapat berakibat pada perilaku bunuh diri.

Menurut penelitian Wong 2012 dalam jurnal Learning and Individual Differences, bahwa berpikir negatif secara signifikan akan menambah variasi-variasi unik pada depresi, rendahnya kepuasan hidup, stres kecemasan, dan rendahnya kebahagiaan. Sedangkan berpikir positif sangat signifikan dapat menambah variasi unik pada kebahagiaan dan kepuasan hidup.

Hal itu kembali dikuatkan oleh penelitian Rusydi dalam jurnal proyeksi 2012 tentang prasangka baik (Husn Al-Zhann) konsep berpikir positif dalam perspektif psikologi islam dan manfaatnya bagi kesehatan mental. Hasil penelitianya menemukan bahwa prasangka baik (Husn Al-Zhann) dengan kesehatan mental memiliki hubungan yang signifikan dan berprasangka baik kepada Allah memilki pengaruh terhadap kesehatan mental yang lebih besar dibandingkan dengan berprasangka baik kepada sesama manusia.

Rusydi juga mengungkapkan, bahwa di dalam Islam, perilaku tidak hanya sesuatu yang terlihat saja, tetapi juga perbuatan hati juga dianggap sebagai perilaku yang harus dipertanggungjawabkan dan memiliki konsekuensi atasnya. Maka Psikologi Islam mengakui adanya analisis ilmiah atas potensi-potensi metafisik manusia seperti hati, jiwa, dan ruh. Berbeda dengan psikologi barat yang cenderung menganggap bahwa psikologi adalah ilmu yang hanya melihat perilaku manusia saja.

Berangkat dari sebuah keilmuan kesehatan dari ajaran spritualisme islam tentang sifat dan manfaat air Zamzam sebuah riwayat mengatakan, "Ia air yang diberkati dan makanan terbaik." (HR. Muslim). Dalam satu riwayat, "Ia penyembuh penyakit." (HR. Al-Bazzar). Dalam riwayat lain, "Air Zamzam akan memberikan apa yang menjadi tujuan peminumnya." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Rasulullah SAW pernah berkata, "Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya."

Anjuran spiritualisme islam terkait air zamzam membuat peneliti Jepang Masaru Emoto tahun 2003 melakukan sebuah penelitian air termasuk air zam-zam. Ternyata hasilnya air bisa hidup dan dapat merespon apa yang disampaikan manusia. Hasilnya juga sudah dibukukan dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "The True Power Of Water" tahun 2006.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun