Mohon tunggu...
Agus Suriadi
Agus Suriadi Mohon Tunggu... -

Memperbaiki kesalahan dan tidak mengulanginya itu sangatlah penting. Belajar dari kesalahan yang merupakan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

JKW Kalah : Keos Itu Nyata, KPU dan Indonesia Harus Waspada

14 Juli 2014   18:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:21 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Hingar bingar Piala Dunia resmi berakhir hari ini meskipun euforia tidak berakhir bagi pendukung Jerman sebagai kampium Piala Dunia Brazil tahun ini. Akan tetapi di antara hingar bingar terjadi kesadisan yang merenggut kehidupan masyarakat Gaza Palestina. Dalam kurun waktu beberapa hari sudah ratusan korban tewas dan seribu lebih korban luka baik anak-anak maupun orang dewasa. Dilain pihak Indonesia sedang asik menjalankan pesta demokrasinya dan membagi pikirannya dan isu kedalam tiga hal yang menarik dan memperihatinkan.

Setelah kubu Jokowi-Jk mengklaim kemenangan versi Quick Count dan munculnya pendukung-pendukung sadis yang ingin menjatuhkan kredibilitas KPU membuat sebagian masyarakat tersadar. Setelah Jokowi dipuja-puja dan dibela mati-matian bak Nabi oleh pendukungnya kini adalah yang menuhankan hasil QC sebagai hasil dari takdir Tuhan.

Takdir Tuhan yang mereka anggap benar dan sesuai dengan keinginan mereka menjadikan mereka makin lupa diri. Statement gombal yang dikeluarkan " Kalau Kalah Pasti Ada yang Curang" membuat mereka terus mencari celah dan mencari-cari kesalahan baik lawannya sendiri bahkan KPU. Bahkan saking percayanya hasil QC sebagai takdir tuhan si pembuat Fatwa kemenangan Jokowi merasa dalil mereka yang paling benar dan jika berbeda maka KPU yang salah. Dalam beberapa hari bahkan sebelum pilpres segala bentuk tindakan yang membuat mereka kalah harus di musnahkan seperti TV One yang mereka anggap ancaman bagi kampanye Nabi mereka.

QC memang menjadi sasaran membentuk opini para pendukung Jokowi dan JK. Sikap terburu-buru yang dikeluarkan padahal suara yang masuk hanya mencapai 70 % dan melakukan deklarasi merupakan indikasi mereka sama sekali tidak mau dikalahkan dan disalahkan. Lihatlah dan kita berkaca dimasa sebelum Pilpres segala bentuk kebohongan di anggap benar saja oleh pendukung Jokowi. Masalah lapor KPK masalah bus berkarat seolah itu benar saja padahal jelas kebohongan yang dilakukan.

Belum lagi penyerangan terhadap kantor TV One di Yogyakarta yang merupakan bagian sikap arogan. Dan sekarang mengatakan secara sepihak tanpa proses legitimasi dari KPU dan menyalahkan KPU curang membuat kita makin tersadar adanya sebuah skema besar dari itu semua. Kepanikan yang terjadi dan semakin gencarnya isu kemenangan Prabowo baik di dalam negeri bahkan diluar negeri yang di isukan dimenangkan Jokowi membuat mereka makin gencar mencari-cari kesalahan dalam sistem pemilu.

Khawatirnya akar rumput yang masih awam pendidikan politik dititah untuk melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan nantinya jika mereka merasa dikalahkan. Kita tahu track record buruk sudah menjadi gambaran dikubu mereka dengan aksi kekerasan yang terjadi. Jangan sampai skema yang besar ini berimbas kepada perpecahan yang pernah terjadi di Mesir dan Ukraina. Kita berharap setiap pasangan tidak melakukan politik adu domba yang merupakan gambaran dari politik busuk. Jika suatu saat itu terjadi saya berharap Polri/TNI menangkap kepala dari gerakan tersebut yakni capres mereka masing-masing yang merupakan dalang karena membiarkan itu terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun