Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Mengenal 41 Macam Wadai Khas Banjar: Mitos, Warna, dan Sejarahnya

16 April 2021   20:57 Diperbarui: 16 April 2021   21:13 9779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadhan Cake Fair 1985 di Banjarmasin (Sumber foto: https://www.beritabanjarmasin.com/)

Tentu jika pertanyaan ini disampaikan kepada warga Banjarmasin pada umumnya mengenal hal atau kegiatan khas Ramadan yang dirindukan, tentu sebagian akan langsung berseloroh, "Kami rindu kehadiran Pasar Wadai Ramadan di Kota Banjarmasin!"

Karena sudah menjadi tradisi yang berlangsung sejak 1985, maka wajar bilamana kehadiran Pasar Wadai Ramadan di setiap tahunnya menjadi sesuatu yang dirindukan. Tidak saja bagi warga asli Banjarmasin, namun juga bagi para wisatawan yang pernah atau akan berkunjung ke Kota Seribu Sungai ini, teristimewa di sepanjang bulan suci Ramadan.

Kuliner Khas dan Langka dan Mitosnya

Tentu warga Banjarmasin sangat mengenal istilah 41 macam wadai khas Banjar. Jumlahnya memang sebanyak 41 macam, dengan bentuk dan rasa khasnya masing-masing. Bahkan dari 41 macam itu, ada jenis-jenis kue yang terbilang langka dan sulit ditemui.

Bagi masyarakat Banjar yang merindukannya, cara yang paling mudah dan memungkinkan untuk ditempuh adalah dengan mengunjungi Pasar Wadai Ramadan yang selama tiga dekade terakhir selalu ada dan kehadirannya memang ditunggu-tunggu setiap tahunnya oleh warga Banua.

Seperti dikutip apahabar.com, keberadaan 41 macam wadai khas Banjar ini menurut Mansyur, Dosen Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat, memiliki sejarah panjang. Perihal resepnya sendiri sudah diwariskan secara turun-temurun sejak era Kesultanan Banjar pada abad ke-16 silam.

Mengutip pendapat Datu mangku Adat Kesultanan Banjar, H. Syarifudin, adapun warna dan bahan dari wadai tersebut tidak sekedarnya. Demikian pula untuk tujuan, bentuk, serta teknik memasaknya juga memiliki kekhususan.

Bahkan menurut Penggiat Kebudayaan Banjar, Joerliani Dyohansyah (alm), wadai 41 macam ini telah dibuat sejak masa Hindu di Kerajaan Negara Dipa, di Banua Hujung Tanah. Pada masa itu, seperti yang dikisahkan dalam Hikayat Banjar, Pulau Kalimantan bagian selatan dan tengah merupakan sebuah teluk raksasa. Nah, Kalimantan Selatan yang pada masa itu merupakan sebuah tanjung, dikenal dengan nama atau julukan "Banua Hujung Tanah".

Bahkan beberapa macam dari kuliner atau wadai khas Banjar tersebut telah masuk dalam Peraturan Walikota (Perwali) Banjarmasin Nomor 881 tahun 20017. Dalam Perwali tersebut disebutkan beberapa kuliner khas Banjar, diantaranya adalah nasi Astakona, soto banjar, kue kararaban, kue masubah, dan kue ipau.

Konon di masa lalu, seperti disajikan Tribunbanjarmasin.com, masyarakat Banjar menghidupi tradisi bilamana mengadakan selamatan atau hajatan, wajib menyediakan ke-41 macam wadai tersebut, sebagai sebuah "persyaratan". Sajian tersebut diperuntukkan bagi para makhluk halus penghuni alam gaib, agar tidak mengganggu kehidupan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun