Mohon tunggu...
Sri Sayekti
Sri Sayekti Mohon Tunggu... Guru - Tertarik dengan literasi

Lahir di Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tangisan Kartini

21 April 2021   08:30 Diperbarui: 21 April 2021   08:33 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*Tangisan Kartini*

Hati ini teriris, miris
Membaca berita tingkah remaja masa kini
Perundungan terjadi hampir di seluruh pelosok negeri ini
Sikap arogan, gaya borjuis, serta pemikiran pintas dibumbui rasa egosentris

Anehnya, bukan hanya kaum adam pelaku demikian, juga kaum hawa sebagai plagiat jempolan dari sebagian tindakan manusia-manusia kasar tanpa perikemanusiaan

Dulu.....
Dulu sekali, kaum wanita merupakan simbol kelemahlembutan, kesantunan, kedamaian, atau apa saja yang berhubungan dengan keselarasan

Kini...
Wanita adalah simbol 'TikTok', ratu Mall, pemburu suami sesama kaumnya, pun pemicu huru hara
Mungkin.......

Ahhhhhh sedihnya...
Buku  'Habis Gelap Terbitlah Terang' hasil pena R.A. Kartini menjadi kabur dengan adanya ulah kebablasan kaum Kartini

Ibu..jangan ratapi kaum mu saat ini, karena esok pasti ada Kartini-Kartini pendobrak kegelapan seperti yang engkau impikan bagi negeri ini..

Selamat hari Kartini
Malang, 21 April 2021

#kicauhati
#relungnurani

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun