Mohon tunggu...
W Agung  Sutanto
W Agung Sutanto Mohon Tunggu... Guru - Sambang agar Sambung

guru jas sd di Gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Serunya Memburu Takjil di Era Paska Kolonial

14 April 2023   21:20 Diperbarui: 14 April 2023   21:27 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiap zaman ada seninya. Bagiku kala kecil dulu soal takjil atau di tempatku menyebut jaburan. Warga secara bergiliran mendapat jatah membuat takjil. Biasanya  bahan makanan ketela atau ubi dan kerupuk dari beras. Dinamai karak atau lempeng terbuat dari pati dan digoreng. Untuk dibawa sebagai  takjil. Lebih seru saat membaginya susai sholat tarawih. 

Sehingga anak-anak tak sabar nunggu hingga melakukan penyerbuan ke almari penyimpanan. 

Lha ini yang jadi keunikan. Saat mereka pada shalat kami anak-anak bergerilnya menyerbu almari tempat menyimpan takjil. Bila tak diperhatikan oleh petugas. Mengambil waktu  saat mereka tunaikan shalat anak-anak dibilang nakal juga boleh. 

Dan ternyata  masih kurang dan menunggu jatah pembagian takjil lagi yang resmi. Ini saja masih dijumpai ada yang nakal dengan mengaku belum dapat jatah. Padahal disembunyikan di balik sarung. Wow soal makannan takjil memang sungguh istimewa. 

Maka takjil jadi daya tarik kuat. Sehingga mau diajak  ke masjid gegara hanya  cari takjil. Maklum kala tahun 70-an itu soal makan memang masih sulit. Orang kerja hanya sebatas dapat makan saja. Mereka sudah senang. Dengan  membantu seseorang untuk cari pakan kerbau atau membantu ke sawah macul. 

Kini era milenial sudah tak ada berburu takjil layaknya kala zaman paska kolonial itu. Ini saya cerita dengan anakku. Dan ia  hanya tertawa.  "Sungguh tragis nasib itu, Pak!" Kini takjil dibagikan diawal buka puasa. Sehingga seiring majunya pemikiran membuat tradisi bagi takjil usai tarawih sudah bergeser.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun