Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... wellness coach

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Begadang, Budaya Mahasiswa yang Mematikan

18 Juni 2025   15:00 Diperbarui: 18 Juni 2025   15:00 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ilustrasi (Shutterstock) 

Malam beranjak larut, namun layar laptop masih menyala terang. Deretan buku terbuka di meja, dan secangkir kopi hitam mengepulkan aroma pekat. Pemandangan ini akrab bagi banyak mahasiswa: begadang demi mengejar tenggat waktu, menuntaskan tugas, atau sekadar menikmati kebebasan malam yang tenang. Namun, di balik keheningan malam dan produktivitas semu, sebuah ancaman senyap mengintai: penyakit metabolik yang siap menggerogoti kesehatan masa muda mereka. Benarkah begadang adalah jalan pintas menuju kecerdasan dan imunitas prima, atau justru sebaliknya? Mari kita bedah tuntas dampak begadang pada metabolisme mahasiswa.

Latar Belakang Masalah

Fenomena begadang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mahasiswa. Tuntutan akademik yang tinggi, jadwal kuliah yang padat, ditambah dengan aktivitas organisasi dan kehidupan sosial, seringkali membuat jam tidur menjadi korban. Mereka merasa bahwa waktu malam adalah satu-satunya kesempatan untuk fokus dan menyelesaikan pekerjaan tanpa gangguan. Namun, kebiasaan ini bukanlah tanpa risiko. Tubuh manusia memiliki ritme sirkadian alami, sebuah jam biologis yang mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk metabolisme. Ketika ritme ini terganggu secara kronis akibat begadang, serangkaian efek domino terjadi yang berujung pada masalah kesehatan serius.

Pertanyaan krusial muncul: apakah begadang benar-benar membuat mahasiswa lebih pintar, memiliki stamina yang bagus, dan imunitas yang kuat? Jawabannya adalah sebaliknya. Kurang tidur dapat meningkatkan hormon stres (kortisol). Kortisol yang tinggi ini dapat membuat hati melepaskan glukosa tambahan ke dalam darah, seolah tubuh bersiap menghadapi bahaya, dan dalam jangka panjang, dapat menyebabkan gula darah tetap tinggi meskipun pola makan sudah dijaga. Selain itu, kurang tidur juga membuat tubuh lebih resisten terhadap insulin, yang merupakan pemicu utama diabetes tipe 2. Akibatnya, stamina menurun, fokus buyar, dan tubuh rentan terhadap berbagai penyakit. Sistem imun juga pulih saat tidur; kurang tidur bisa memicu respons imun berlebihan dan membuat tubuh lebih rentan sakit. Jadi, alih-alih pintar dan kuat, begadang justru menyeret mahasiswa ke jurang kelelahan, penurunan performa kognitif, dan kerentanan terhadap penyakit.

 

Analisa Masalah: Mengapa Mahasiswa Suka Begadang?

Ada beberapa alasan mendalam mengapa mahasiswa cenderung memilih begadang sebagai gaya hidup:

  • Tuntutan Akademik dan Prokrastinasi: Beban tugas dan ujian yang menumpuk seringkali mendorong mahasiswa untuk menunda pekerjaan hingga menit-menit terakhir. Malam hari dianggap sebagai waktu yang paling efektif untuk "ngebut".
  • Lingkungan Sosial dan Hiburan: Lingkungan pergaulan mahasiswa yang aktif, ditambah dengan godaan media sosial dan hiburan digital, membuat tidur menjadi pilihan sekunder. "Nongkrong" hingga larut malam atau bermain game online seringkali dianggap sebagai cara untuk melepas penat atau bersosialisasi.
  • Persepsi Produktivitas Semu: Beberapa mahasiswa percaya bahwa mereka lebih produktif di malam hari, saat suasana lebih tenang dan minim gangguan. Mereka merasa bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dibandingkan siang hari. Namun, seperti yang sudah dibahas, ini adalah produktivitas semu yang mengorbankan kesehatan.
  • Kurangnya Pengetahuan tentang Dampak Kesehatan: Banyak mahasiswa tidak sepenuhnya menyadari betapa seriusnya dampak jangka panjang begadang terhadap metabolisme tubuh mereka. Mereka mungkin hanya merasakan efek langsung seperti kantuk atau pusing, tanpa memahami risiko penyakit kronis yang mengintai.

Dampak begadang terhadap metabolisme sangatlah nyata dan berbahaya. Gangguan tidur memicu resistensi insulin, di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan efektif, menyebabkan penumpukan gula dalam darah. Kondisi ini adalah cikal bakal diabetes tipe 2, sebuah penyakit metabolik yang serius. Selain itu, begadang juga mengacaukan hormon leptin dan ghrelin, yang mengatur rasa kenyang dan lapar. Akibatnya, mahasiswa cenderung mudah lapar, terutama terhadap makanan manis atau berkarbohidrat tinggi, yang memicu kenaikan berat badan (obesitas) dan peradangan kronis. Peradangan ini, jika terus-menerus, dapat memperburuk berbagai kondisi metabolik, termasuk masalah jantung dan autoimun.

 

Penanganan Masalah: Membangun Kembali Metabolisme Mahasiswa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun