Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mindfulness Hanya Gaya-gayaan

28 Oktober 2021   23:34 Diperbarui: 28 Oktober 2021   23:56 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tentu Anda semuanya sudah sering mendengar istilah mindfulness dan kebanyakan mengkaitkan mindfulness dengan meditasi. Apa sih sebetulnya mindfulness?

Ini merupakan hal yang sederhana sebetulnya, yaitu mindfulness. Tetapi kadang orang-orang ini menganggap bahwa mindfulness itu sesuatu yang luar biasa atau pencapaian yang istimewa di dalam tahap spiritual atau di dalam bermeditasi, sehingga banyak sekali yang menawarkan meditasi mindfulness, meditasi spiritual untuk mencapai mindfulness. Jadi seakan-akan mindfulness ini merupakan sebuah pencapaian atau goal tertentu.

Saya ingin mengajak kita untuk melakukan refleksi bersama-sama tentang mindfulness. Ada satu contoh sederhana. Saya pernah membuat sebuah survei untuk saya sendiri pada saat saya masih terbang dulu. Jadi survei itu saya lakukan pada penerbangan dari Medan ke Jakarta. Jadi start penumpang itu dari Medan. 

Kemudian saya memasang sebuah kamera kecil - video - di pintu belakang pesawat. Kalau boarding di Medan dulu sebelum ada garbarata, pintu depan dan belakang pesawat itu dibuka. Ada penumpang yang naik dari pintu belakang. Dari arah pintu masuk penumpang, kameranya saya taruh secara tersembunyi untuk melihat ke arah penumpang. 

Saya record tetapi tidak saya publish, karena hanya untuk kepentingan saya sendiri, untuk membuktikan benarkah masyarakat Indonesia itu seperti yang dikabarkan di dalam buku-buku pelajaran sekolah dasar? Yaitu ramah-tamah, membantu, banyak senyum.

Nah survei itu adalah saya rekam pada saat penumpang boarding. Ini luar biasa, jadi rata-rata penumpang yang memang masyarakat Indonesia, ketika mereka masuk pintu pesawat, saya melihat bahwa hampir 99% yang naik pesawat saat itu jarang sekali mengucapkan 'greeting' pertama kali atau salam pertama kali ketika bertemu dengan orang. 

Tentu yang kita temui adalah pramugari yang di depan kita. Kalau itu pagi, kita jarang mengucapkan selamat pagi Mbak, selamat pagi Mas. Kalau itu siang ya jarang sekali kita mengucapkan selamat siang atau Selamat malam. Kan mereka (pramugari) adalah orang yang pertama kali kita temui di depan pintu pesawat.

Kita kebanyakan menunggu untuk disapa dan bahkan ketika disapa pun (banyak sekali dari rekaman video itu) yang tidak menghiraukan. Ketika ada sapaan Selamat pagi, yang ditanyakan itu bukan tentang kabar tetapi bertanya koran; "Mana koran-koran mana Koran!" - tidak menjawab sapaan, tetapi kemudian bertanya tentang koran yang seolah-olah itu hak yang harus didapatkan di atas pesawat.yaitu koran.

Nah video ini bagi saya sangat menarik karena ternyata bagi saya sendiri ketika saya melihat itu lagi, kita itu jauh sekali dari apa yang dituliskan di buku-buku sekolah dasar bahwa kita adalah bangsa yang ramah, bangsa yang murah senyum, bangsa yang menghargai. Mungkin - mungkin ya, survei saya terlalu sempit. Tetapi beberapa hal yang bisa kita lihat dan bisa saya lihat di sana merupakan hal yang ironis bagi saya.

Kalau kita sering ke luar negeri, ke hotel-hotel di luar negeri, pada saat kita berada di dalam satu lift kemudian ada orang bule, sering sekali mereka ini kalau ada wanita mereka akan menawarkan untuk memencet tombol lift; "What floor?" atau kalau kita kemudian sedang masuk lift dan mereka sudah ada di dalam lift, mereka akan mengucapkan 'greeting' duluan: Good morning, good afternoon, Good evening. Padahal gak kenal dengan kita.

Nah kalau kita, kadangkala saat sudah di dalam lift, kemudian kita masuk ya saling diem-dieman. Kalau kemudian kita mencoba untuk 'greeting' duluan; Selamat pagi, selamat siang, selamat malam, kepada orang yang baru masuk lift dan tidak kita kenal, maka mungkin mereka akan bilang; "iiih Sok kenal deh, Sok Kenal Sok Dekat." "Jangan-jangan ada apa-apa nih, jangan-jangan kita mau ditipu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun