Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Listrik dan Kepedulian Kita terhadap Bumi

6 Agustus 2019   15:01 Diperbarui: 6 Agustus 2019   17:20 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari makassar.tribunnews.com

Hari itu menjadi hari yang gelap, (tentu saja setelah matahari terbenam). Pada awal listrik padam jam 11.00 sampai sore, keluhan masih bukan tentang listrik, namun tentang semua sinyal hape yang tiba-tiba 'raib'. 

Siang itu mungkin saja sebagian besar gelisah karena tidak ada sinyal, atau paling tidak bingung mau ngecas hapenya di mana. Apa yang dipedulikan? Diri kita sendiri, yaitu hape kita dan mungkin saja ketergantungan kita dengan internet dan media sosial. Hal itu tidak dapat disalahkan karena memang hampir semua bidang sudah bergeser kepada teknologi internet.  

Menjelang malam, ketika semua berangsur menjadi gelap, kita kembali menjadi gelisah. Kegelisahan menjadi meluas dengan kekesalan tentang listrik yang tak kunjung nyala. 

Apa yang dikesalkan? AC tidak nyala, rumah pengap karena sudah dirancang penuh ac dan tidak ada aliran udara. Bahkan hari itu, tingkat hunian hotel sangat meningkat sampai dalam kategori penuh.

Seorang teman yang saya lihat sore itu masuk ke mobil bersama anggota keluarga lain dengan membawa beberapa tas, sempat saya tanya, "Mau ke mana nih?"

Jawabnya singkat, "Cari hotel biar adem dan ada airnya."

Mungkin bagi sebagian orang lebih suka mengumpat karena batere hapenya habis, mengumpat karena tidak bisa buka facebook, Instagram dan twitter, yang semua itu merupakan ranah 'kepentinganku'. Bahkan mencari hotel agar adem dan ada airnya juga merupakan ranah 'kepentinganku.' 

Sore itu pun saya mengantarkan anak untuk mencari tempat yang ada aliran listriknya, karena dia harus mengerjakan tugas yang memakai laptopnya. Ketika dia bertanya, "Kita nggak ke hotel aja pa?", saya hanya tersenyum dan mencoba menjelaskan banyak hal tentang apa yang disebut sebagai 'kepedulian terhadap bumi."  

Ketika media sosial sudah dapat diakses, segala macam keluhan, umpatan bahkan hujatan tampil bertubi-tubi ditujukan kepada PLN, sebagai instansi layanan public yang menyediakan ketersediaan listrik. Wajar hal itu terjadi dan hal ini tentu menjadi bahan untuk peningkatan kinerja bagi PLN, guna mengantisipasi masalah-masalah besar seperti ini.

Lalu bagi kita apa? Apakah kita tidak melakukan refleksi atas hal ini? Apakah kepedulian kita hanya sebatas batere hape yang habis, tidak bisa posting status medsos, tidak nyaman dengan tidak ada aliran AC, tidak dapat menggunakan air sesuka kita untuk mandi? 

Sekali lagi, mungkin yang kita keluhkan baru sebatas 'kepentinganku' dan kita belum peduli untuk merawat bumi dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun