Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Di Saat Banyak yang Menghujat Garuda Indonesia, Para "Reviewer" Juga Harus Becermin

18 Juli 2019   02:27 Diperbarui: 18 Juli 2019   13:09 2718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Garuda Indonesia | Sumber: Garuda Indonesia

Dalam hal ini, pengulas tidak boleh mengajak orang lain membangun opini dalam ulasannya, apalagi mengajak untuk menggunakan atau tidak menggunakan produk tersebut. 

Ulasan yang jujur akan memberikan sudut pandang yang imbang antara keunggulan dan kekurangan, lalu para pembaca ulasan yang kemudian memutuskan sendiri atas dasar ulasan tersebut.

sumber gambar: https://youtu.be/HlbzykPHXgM
sumber gambar: https://youtu.be/HlbzykPHXgM
Video pada menit 15.55.
Yang jadi masalah sebenarnya di sini, yaitu video pada menit 15.55, pada saat Rius mewawancarai dua penumpang Australia. Hanya ada satu statement yang bagi saya itu adalah kesalahan fatal, walaupun secara umum, dua penumpang itu juga memberikan penilaian berimbang dengan mengatakan baiknya layanan, kru yang ramah, kursi yang enak (keunggulan) dan menyebutkan kekurangan, yaitu habisnya wine. 

Salahnya adalah, Rius mempublikasikan ucapan, "Jadi apakah kita akan terbang dengan Garuda lagi? Saya akan melihat maskapai lain dulu ... "

Ajakan inilah yang bagi saya merupakan pencemaran nama baik, karena merupakan ajakan negatif untuk tidak menggunakan Garuda (provokasi massa).

Menjadi pengulas profesional
Mari siapapun Anda, dapat menjadi pengulas professional, baik lewat video yang diunggah di Youtube, maupun lewat tulisan artikel. Kedepankan kode etik jurnalistik yang jujur, karena pengulas merupakan profesi dalam bidang jurnalistik. 

Anda tidak akan ditangkap karena mengulas dengan jujur. Kemukakan keunggulan dan kekurangan secara imbang dan terbuka. Lalu jangan provokasi atau mengajak orang lain melakukan tindakan atas ulasan kita.

Biarkan pembaca ulasan yang menentukan sendiri pilihannya setelah melihat ulasan yang kita unggah. Dalam hal ini, Rius hanya sedang "terpeleset" dari ketidaktahuannya. 

Tentu saja ini akan menjadi pelajaran baginya dan bagi para pengulas yang lain. Jadilah pengulas profesional. Jangan karena hal ini kemudian timbul pernyataan Garuda antikritik. Saya yakin Garuda tidak anti kritik. 

Salurkan kritik dengan tepat dan Garuda akan membalasnya. Bahkan banyak sekali artikel kritik terhadap Garuda di media massa, namun penulisnya tidak dipidanakan. Ya, karena mereka melakukan kritik dengan tepat (berikut solusinya) dan tidak mengajak orang lain untuk tidak menggunakan Garuda.

Semoga dengan ini, baik para pengulas dan Garuda sendiri dapat sama-sama bercermin dan memperbaiki diri masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun