Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

"Resign", Mengapa Tidak?

8 November 2018   13:32 Diperbarui: 8 November 2018   18:20 2871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Resign atau pensiun dini bukanlah kata terakhir yang harus Anda ambil apabila beberapa persyaratan di bawah ini tidak ada dalam lingkungan kerja Anda. 

Namun sebelum saya menuliskan lebih detail apa saja hal tersebut, mari kita lihat berapa banyak di antara teman-teman yang sudah resign dan kemudian kembali lagi bekerja. Atau mondar-mandir membawa lamaran kerja kembali.

Saya memang sudah tidak berstatus sebagai karyawan. Namun, bila ada teman yang minta saran untuk pensiun dini, saya tidak segera meminta mereka mengikuti langkah saya. Mengapa? 

Karena memutuskan berhenti dari karyawan dan sekedar melakukan alasan menjadi pengusaha adalah sebuah perjuangan yang sangat berat. Apabila hal tersebut yang ingin Anda lakukan, maka persiapkanlah dengan matang sebelumnya, minimal lima tahun sebelum Anda mengambil keputusan untuk berhenti bekerja.

Di luar alasan untuk memilih menjadi pengusaha atas diri sendiri, menjadi sangat amat dibenarkan Anda mengajukan pengunduran diri sebagai karyawan yang diakibatkan oleh hal-hal berikut ini:

Dibuat kerdil 

  • Disini mempunyai arti bahwa karyawan tidak diberikan kesempatan untuk berkembang. Tidak adanya kesempatan untuk berubah ke jenjang jabatan yang lebih tinggi. Kalaupun ada, itu sangat lama. Kemudian kalau sudah berada pada jabatan tersebut, perubahan dari gaji dan fasilitas yang didapatkan sangat kecil perbandingannya dengan beban kerja dan masa kerja yang sudah dilaluinya.
  • Mengapa dengan keadaan ini karyawan saya sarankan mengajukan pengunduran diri? Apabila ini disadari dari awal, maka seorang karyawan tidak akan menghabiskan masa kerjanya di satu tingkat jabatan yang sangat lama sekali mendapatkan kesempatan untuk berkembang. Apabila jalan untuk berkembang memang dikatakan sudah tidak ada (karena terlalu lama), maka sambil menunggu persiapkan diri melakukan alternatif resign.

Sangat Jenuh.

  • Cuti diberikan karena alasan kejenuhan ini. Apabila Anda hanya sekedar jenuh dengan pekerjaan maka cuti dapat menyembuhkan. Setelah cuti Anda akan menjadi segar dan produktifitas kembali lagi. Namun jenuh yang saya maksud di sini adalah sebuah kondisi yang ditekan dari alasan pertama,  yaitu tidak teradapatnya posisi kenaikan jabatan sehingga dalam waktu yang sangat lama Anda melakukan pekerjaan yang terasa menjemukan bagi Anda. Tidak ada tantangan baru, tidak ada target baru, tidak ada pencapaian baru. Semua menjadi dingin dan runitintas pekerjaan Anda hanya menghabiskan jam kerja semata.
  • Keadaan seperti ini menjadikan karyawan menjadi benalu bagi perusahaan. Bisa saja seorang karyawan bertahan sampai pensiun. Biasanya yang melakukan bertahan sampai pensiun adalah mereka yang telat menyadari adanya poin satu di atas. Telalu lama menunggu kenaikan jabatan sampai umurnya melebihi umur produktif dan tidak ada pilihan lagi selain bekerja sampai pensiun. Apabila mereka telat menyadari maka pertanyaan yang sering keluar dari dirinya adalah, "Umurku sudah sekian, mau kemana lagi?" 
  • Kejenuhan yang dipertahankan dapat menjadikan karyawan menjadi karyawan yang disebut 'bad apple'. Ia menjadi apel busuk. Sumber keluhan, sumber umpatan, sumber kemarahan, sumber kekesalan. Dan  semua hal tersebut dapat menular kepada karyawan lainnya. Sebelum kondisi ini semakin membuat Anda rugi, maka ajukanlah pensiun dini.
  •  

Meludah di Sumur sendiri.

  • Istilah ini untuk menyebut mereka yang sering menjelek-jelekkan perusahaan sendiri. Faktor pendorongnya adalah poin satu dan poin dua. Bila Anda sudah menyadari bahwa Anda mulai sering menjelek-jelekkan perusahaan Anda di depan teman-teman Anda,  bercerita jeleknya perusahaan Anda pada waktu ketemu dengan teman lainnya di luar perusahaan, maka segeralah ambil rencana pensiun dini.
  • Mengapa? Kondisi ini tidak akan menguntungkan bagi Anda. Kinerja Anda akan dinilai makin turun dan juga menyebarkan berita tidak baik di lingkungan kerja.

Menyadari Kompetensi

  • Ini jarang terjadi. Namun bila kondisi ini yang terjadi maka Anda melakukan pensiun dini secara cerdas! Lho ada to pensiun dini yang cerdas?
  • Perusahaan Anda saat ini menempatkan Anda pada jabatan Anda saat ini. Karena Anda menyadari bahwa perusahaan Anda sangat lama memberikan kesempatan naik jabatan, maka Anda belajar sendiri. Ikut workshop, seminar dan training yang berkaitan dengan pengembangan diri Anda. Karena hal tersebut maka lama-lama kompetensi Anda meningkat dibanding posisi Anda saat itu.
  • Karena Anda menyadari bahwa kemampuan Anda berada jauh di depan dibandingkan dengan posisi Anda, maka Anda mengajukan pengunduran diri dengan sangat sadar akan kondisinya. Kondisi pengunduran seperti ini menjadikan hubungan Anda dengan perusahaan tetap baik. Anda mundur bukan karena benci, bukan karena merasa tidak dihargai, bukan karena kesal atau marah. Anda mundur karena Anda sadar bahwa posisi Anda dibutuhkan oleh orang lain yang mempunyai kemampuan yang berada pada level tersebut. Sedangkan Anda, dengan kemampuan dan kompetensi yang dipunyai akan dapat mandiri, bahkan menciptakan lapangan pekerjaan lainnya bagi mereka yang memulai untuk belajar.

Sayapun menggoreskan tulisan ini waktu itu, setelah saya mengambil langkah untuk resign dari pekerjaan:

Dulu, separo hidupku di udara.
Menjelajahi atas awan untuk  singgah dari satu kota ke kota lain. Melintasi benua hanya dalam hari.  Dan libur pun terhitung dalam putaran jam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun