Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Dewa Ruci, Sebuah Novel Cinta dan Spiritual

9 Oktober 2018   07:45 Diperbarui: 9 Oktober 2018   22:49 6026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai sebuah ilmu yang dianggap 'wingit' maka lakon Dewa Ruci menjadi sebuah cerita yang sangat diminati oleh para pejalan jiwa di setiap jaman. 

Kandungan inti dalam cerita Dewa Ruci yang berupa pembabaran tentang 'Sangkan Paraning Dumadi' atau Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu, menjadi sulit diterjemahkan karena terselip di antara bahasa simbol pewayangan.  

Sebelumnya, sekitar tahun 2010, saya menemukan sebuah buku kecil dan penulisnya tertulis 'Pujangga Surakarta'. Judulnya Serat Dewa Ruci. Buku kecil yang seluruhnya berisi kisah Bima dalam mencari air suci ini ditulis dalam bahasa Jawa. Karena sudah banyak buku yang menulis tentang Dewa Ruci dalam bentuk aslinya dan juga terjemahannya, maka saya mempunyai ide untuk menuliskannya dalam genre novel modern. 

Ide ini berlanjut dengan hadirnya novel fenomenal Dunia Sophie yang ditulis oleh Jostein Gaarder. Sebuah novel filsafat yang aslinya rumit namun ketika diceritakan dalam bentuk novel menjadi ringan dan mengalir! Akhirnya Dewa Ruci saya tulis dalam bentuk novel kontemporer modern yang menggabungkan kisah cinta antara Bima dan Arimbi di jaman modern.

Novel ini bukan hanya merupakan transliterasi dari kidung kakawin Dewa Ruci yang ditulis oleh pujangga Surakarta ke dalam bahasa modern, namun juga merupakan sebuah konversi yang cantik dari lakon wayang menjadi kisah cinta anak muda dan perjalanan batinnya untuk menemukan cinta itu sendiri. 

Pembaca tidak hanya saya suguhi jejer lakon Dewa Ruci sebagaimana wayang apa adanya, namun pembaca juga saya ajak bertamasya ke dunia quantum, cerita fiksi modern, kesaktian, perjalanan cinta dan rahasia alam semesta.

Lho mengapa demikian? Ya, saya menghadirkan cerita tiga dimensi dalam novel ini, yaitu dimensi Bima sebagai keluarga Pandawa pada jaman kisah Mahabarata, dimensi Bima sebagai pemuda di jaman modern yang bekerja di Jakarta dan dimensi Bima yang hidup di dimensi empat puluh sebagai lambang masa depan. 

Dengan alur novel, saya sendiri berharap pembaca dapat mengikuti alur cerita Dewa Ruci dalam wayang yang belum banyak disukai oleh anak muda jaman sekarang. 

Novel ini saya awali dengan seorang pemuda bernama Bima yang ditinggal oleh kekasihnya yang bernama Arimbi. Arimbi menikah dengan laki-laki lain dan Bima merasakan saat-saat dihempaskan oleh cinta.

Bima kemudian pergi dari Yogya dan bekerja di Jakarta. Namun ia mulai merasakan aneh karena mengalami mimpi yang bersambung. Ia ingat dengan detail setiap cerita dalam mimpinya. Dalam mimpi tersebut Bima, menjadi Bima murid resi Druna, Bima keluarga Pandawa yang sedang berjalan mencari air suci ke gunung Candramuka. 

Karena ia merasa terganggu dengan mimpinya yang hampir setiap hari dan bersambung tersebut, ia mencari teman lamanya, seorang psikolog yang bernama Bunga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun