Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berapa Kali Komplain? Berapa Kali Memberi Komplimen?

8 November 2017   12:05 Diperbarui: 8 November 2017   15:05 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat masih menjadi karyawan, ada anjuran untuk melihat kinerja sesama teman dan diharapkan memberi penilaian kekurangannya apa. Hal-hal kurang tersebut ditulis dan dikirim ke managemen untuk mendapatkan poin lebih dalam penilaian merit kinerja. Ya, yang diharapkan hanya kekurangannya saja. Akhirnya sesama rekan kerja saling curiga dan berlomba-lomba mencari-cari kesalahan hanya untuk mendapatkan poin lebih dalam penilaian kinerja.

Saya membuat usulan (saat itu) agar tidak saja melihat kekurangan, namun setiap karyawan membiasakan diri menuliskan kelebihan-kelehihan rekan kerja mereka. Namun hal ini ternyata sangat sulit, karena ternyata kita terbiasa melihat kekurangan daripada melihat kelebihan. Kita lebih gampang mencela daripada memberikan penghargaan.

Lebih gampang melihat kekurangan, lebih gampang mencela daripada memberi penghargaan terjadi di semua sektor pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan, fokus perhatian kepada orang lain adalah kekurangannya sehingga sedikit saja terlihat kurang dan ada celah mencela maka terjadilah 'komplain' atas kekurangan tersebut.

Berapa banyak dari kita yang membiasakan diri memberi penghargaan? Penghargaan dari hal yang sangat kecil dan sederhana. Contohnya adalah pencapaian-pencapaian rekan kita. Pencapaian yang kita lihat dan kita dengar atau baca beritanya, sudahkan kita memberikan selamat atas hal tersebut?

Atau pada saat naik pesawat. Berapa banyak dari kita yang pernah memberikan pernyataan komplimen atau penghargaan kepada pramugari yang bertugas? Ah itukan hal biasa, itu sudah tugas mereka melayani kita, mengapa harus memberi penghargaan?

Atau kalau berat memberi penghargaan dalam bentuk tulisan, ya dalam bentuk ucapan terimakasih. Masih sulit dan berat? Ternyata kita tertinggal jauh dalam hal ini dari orang-orang 'barat' yang setiap hal dari yang mereka terima, akan meluncur kata-kata apresiasi 'terimakasih'.

Tentu saja tidak susah apabila ketika anda sudah berada di kabin pesawat lalu mencari lembar saran dan kritik yang bisasanya diselipkan di majalah pesawat di kantong kursi di depan anda. Bentuk tulisan sederhana seperti, "Terimakasih pelayanan pada penerbangan ini" di samping akan berpengaruh terhadap orang yang anda beri apresiasi, juga akan memberikan dampak positif bagi rasa cinta di hati anda.

Melatih diri memberikan apresiasi (komplimen) akan mengembangkan energi positif, keterbukaan pikiran dan keluasan hati dalam hidup.

Kalaupun anda harus memberikan komplain atas kekurangan yang terjadi, akan lebih baik lagi kalau juga menyertakan apresiasi dalam hal lain. Karena dalam setiap hal akan ada kekurangan dan kelebihan. Menyertakan kelebihan yang ada merupakan sikap berbesar hati yang menandakan bahwa anda ingin orang lain maju dan bukan ingin menjatuhkan mereka.

Berapa kali apresiasi yang sudah anda berikan hari ini? Minggu ini? Bulan ini? Tahun ini?

Atau ternyata lebih banyak keluhan, kekurangan yang dilihat dari orang lain? Sehingga warna yang keluar lebih banyak kepada warna kekurangan dari orang lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun