Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Segera "Resign" bila 5 Hal Ini Ada di Perusahaan Anda

14 September 2017   01:03 Diperbarui: 14 September 2017   01:17 2107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya mengatakan bahwa mereka yang melakukan resign dari pekerjaannya ada dua jenis, yaitu mereka yang cerdas dan mereka  yang bodoh. Mereka yang cerdas adalah mereka yang sudah mengetahui dan menyadari dengan matang atas konsekuensi yang diambilnya. Artinya mereka tahu potensi dirinya, tau akan kemana dan tau strategi yang akan dilakukannya. Mereka yang bodoh adalah mereka yang dengan emosional karena sebuah masalah di pekerjaan kemudian memutuskan untuk resign.

Resign adalah sama dengan pensiun. Hanya saja kalau pensiun adalah berhenti bekerja pada waktu yang ditetapkan secara paksa. Mengapa saya katakan secara paksa? Ya, karena telah ditetapkan waktunya, jadi mau tidak mau, suka tidak suka, maka harus berhenti. Hampir semua karyawan yang pensiun ketika ditawari perpanjangan kerja kembali, ia akan menerimanya. Bahkan kalau bisa bekerja sampai ia tak mampu lagi melakukan apa-apa.

Dalam beberapa kali saya mengisi program training persiapan masa pensiun, saya selalu menanyakan di awal kepada peserta, "Siapa yang masih ingin bekerja kembali? Dan bagaimana apabila Anda diminta untuk menandatangi perpanjangan masa kerja 2 tahun?"

Selama ini, hampir semua mengatakan mau dan ingin mendapatkan kesempatan perpanjangan kerja. Satu dan dua orang yang tidak ingin melakukannya adalah karena sebagai ibu rumah tangga dan suaminya tidak mengijinkannya.

Pensiun normal, tetap merupakan pemberhentian paksa bagi sebuah pekerjaan. Untuk itulah baik Resign maupun pensiun normal, harus diawali dengan persiapan yang matang.

Bagi saya, mereka yang Resign secara Cerdas (bukan bodoh seperti yang saya tulis di awal) adalah mereka yang lebih siap daripada mereka yang pensiun secara normal. Tentu saja karena persiapan mereka sudah matang dan mereka tahu mengapa mereka harus melakukan resign!  

Mungkin Anda yang membaca artikel ini merupakan salah satu yang termasuk ragu-ragu mau melakukan resign atau tidak. Untuk itu ada lima alasan penting yang apabila ini terjadi di perusahaan Anda, maka sebaiknya Anda resign. Mengapa saya katakan sebaiknya? Karena apabila Anda bertahan di perusahaan Anda tersebut, maka kondisi Anda akan stagnan, tidak berkembang secara karir dan hanya hidup sekedar gaji saja menunggu waktunya pensiun tiba.

Banyak para karyawan yang terjebak dengan kondisi tidak dapat berbuat apa-apa, takut keluar dari pekerjaan dan terpaksa bekerja. Keterpaksaan tersebut disebabkan karena mereka tidak dapat mengenali potensi dirinya sehingga takut apabila tidak bekerja di perusahaan tersebut, maka tidak akan mendapatkan penghasilan untuk menopang kebutuhan hidup sehari-hari.

Ketakutan dan rasa cemas tentang 'rejeki' akan saya bahas di lain waktu. Karena untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan adalah rejeki, dan gaji pekerjaan hanyalah salah satu dari sekian banyak dari bagian-bagian rejeki tersebut.

Saya kembali lagi kepada lima hal yang apabila ada di perusahaan Anda, maka sebaiknya rencanakan resign Anda. Apa saja lima hal tersebut? Mari kita lihat satu persatu secara ringkas:

  1. GAJI. Gaji merupakan hal yang sensitif. Banyak sekali perusahaan yang tidak melakukan keseimbangan gaji ini, yaitu antara tanggung jawab dan risiko tidak sebanding dengan apa yang diterimanya. Atau karyawan itu sendiri tidak menyadari bahwa tanggung jawab dan risiko pekerjaan yang dilakukannya lebih besar daripada gaji yang diterimanya sekarang. Bagaimana caranya Anda melihat apakah gaji Anda sesuai atau tidak dengan tanggung jawab dan risiko pekerjaan saat ini? Salah satunya adalah lakukan study banding dengan jenis pekerjaan yang sama di perusahaan yang berbeda.
  2. KENAIKAN JABATAN. Kapan terakhir perusahaan Anda melakukan promosi jabatan? Atau bahkan belum ada selama 10 tahun terakhir ini? Berapa umur Anda dan berapa tahun lagi sisa waktu pensiun normal? Promosi jabatan yang terlalu lama merupakan indikasi bahwa sebuah perusahaan tidak bagus dalam mengelola SDM di dalamnya.
  3. LINGKUNGAN KERJA. Bagaimana dengan lingkungan kerja? Apakah lingkungan kerja perusahaan Anda mendukung tentang pemberdayaan diri karyawan? Melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan, diskusi, cofe morning strategi perusahaan. Dan bagaimana lingkungan kerja sesama karyawan? Banyak gosip? Apakah banyak kegiatan yang merupakan bentuk hura-hura dan senang-senang tanpa memberikan manfaat bagi pekerjaan?
  4. BOSAN. Apakah Anda merasa bosan dengan pekerjaan saat ini? Bisa jadi karena pekerjaan Anda sudah kurang menantang. Tingkat keahlian Anda meningkat sementara tantangan tidak ada. Apabila hal ini terjadi terus, maka Anda menjadi orang pintar yang nampak bodoh. Mengapa? Ya, karena keahlian Anda meningkat sementara pekerjaan yang Anda lakukan hanya itu-itu saja tanpa ada tantangan baru. Anda mengalami rasa bosan karena hal tersebut disebabkan perusahaan Anda tidak peka terhadap kompetensi kinerja karyawannya.
  5. KESALAHAN PROMOSI. Apabila Anda melihat bahwa beberapa orang yang dipromosikan melewati Anda hanya karena mereka dekat dengan pimpinan maka hal tersebut jelas merupakan tidak mampunya perusahaan menerapkan sistem merit kinerja yang bagus. Kesalahan monitoring tentang potensi dan kompetensi merupakan indikator bahwa sebuah perusahaan tidak layak dijadikan kendaraan karir pekerjaan.

Apabila lima hal di atas Anda temukan dalam pekerjaan di perusahaan Anda, maka sebaiknya Anda persiapkan resign dengan matang mulai sekarang juga. Artinya Masa Persiapan Pensiun harus Anda gunakan untuk memahami semua hal termasuk potensi diri Anda dalam pekerjaan yang Anda geluti selama ini.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun