Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemaksaan Pakaian Agama di Ruang Umum

13 Agustus 2017   23:19 Diperbarui: 15 Agustus 2017   23:04 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa waktu yang lalu saya membaca curhat seorang ibu di facebooknya yang  berjalan masuk ke gate di bandara terminal 3 dengan anak ceweknya. Lalu tiba2 datang bapak-bapak yang juga penumpang menghampirinya lalu teriak  kepada anaknya supaya pakainnya tertutup, sambil nunjuk2 dengan kata-kata  yang membawa istilah surga dan neraka. Anak ibu itu menurutnya memakai celana di atas lutut, layaknya pakaian pelancong yang mau jalan-jalan menuju Bali.

Baru saja saya membaca status sahabat saya, yang sedang mengendarai motor bersama anak ceweknya di komplek  perumahannya. Lalu tiba-tiba ada motor menghentikannya hanya untuk  memerintahkan anaknya supaya memakai pakaian tertutup yang menutupi aurat.

(Pakaian tertutup baca: jilbab) 

Atau mungkin ada lagi yang mengalami hal ini tapi diam saja? Nggak mau  ribut, nggak mau debat. Ya, mungkin saja banyak. Mungkin mereka memilih  diam dan menjadi 'mayoritas diam'.


Saya memahami bahwa Perintah memakai jilbab bagus bagi yang meyakininya. Bahkan sama-sama Islam  saja banyak beragam tentang hal ini. Ada yang menganggapnya sebagai  budaya dan bukan agama. Kalau ada yang menyamakan bahwa budaya  Arab juga Agama Islam ya silahkan, selama itu menjadi keyakinan bagi  dirinya yang tidak dipaksakan kepada orang lain. Artinya ruang tersebut silahkan dijadikan ruang pribadi dan bukan untuk memaksa orang lain melakukan hal yang sama.

Pernah dalam  satu antrian imigrasi di Arab Saudi, saya melihat para pekerja wanita  Indonesia begitu turun pesawat dan antri imigrasi sudah memakai 'abaya'  lengkap. Kalau tidak akan menjadi bulan-bulanan para Arab sebagai  penjaga Imigrasi.

Lalu ... ini lalu ...baca bagian ini baik-baik  .. melengganglah rombongan 'bule' Amerika. Saya tahu itu amerika karena  saya tanya ke petugas yang kebetulan akrab dengan saya ( dulu pernah  meminta memeriksa laptop yang saya bawa) dan rombongan bule cewek tanpa  abaya, tanpa kerudung! Si Arab membiarkannya saja! 

Mau tahu cerita laptop saya mau disita?
Waktu itu setelah X-ray, mereka menggiring saya masuk ruangan dan  meminta saya menyalakan laptop. Saya bilang windows saya original ada tanda yang nempel di belakang. Mereka tetap meminta saya menyalakannya. 

Tiba-tiba dia klik2 sendiri. Saya marah. Saya bilang ini data  privacy  saya. Kamu mau cari file apa? Lalu mereka bilang film ... film ... give  me film ... Oohh mereka mencari file film porno! Saya  katakan laptop saya tidak ada file film. Itu file presentasi dan buku.  Hampir 3 jam saya di ruang imigrasi yang hanya diajak ngobrol seputar  Sukabumi dan puncak. 

Nah, apakah orang2 yang melakukan 'palak'  jalanan itu mau menjadikan masyarakat kita seperti Arab? Meminta pakaian  tertutup sementara pikirannya mencari bahan buat 'birahi?'  Teman laki2 saya pernah hilang saat antri beli makan di Al-Baik hanya  gara2 memakai celana menggantung selutut. Itu laki2 lhoooo brooooo! Lekoooooong! Untung ketemu dalam keadaan selamat sedang 'dipaksa' dalam mobil. 

Kalau pikiran tidak diurusi dan meminta hal diluar pikiran ditutup ya  percuma. Seperti patung karya Nyoman Nuate yang dikatakan dapat memicu  birahi. Atau antek-antek bawahnya hanya mengikuti atasannya yang tidak dapat  mengendalikan pikiran liar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun