Mohon tunggu...
Agung Wahyu Rahmattullah
Agung Wahyu Rahmattullah Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiwa

Mahasiswa IAIN Jember

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebakaran Hutan Riau

11 Oktober 2019   00:27 Diperbarui: 11 Oktober 2019   00:42 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau  kian  meluas. Kebakaran tersebut menimbulkan kabut asap merata menyelimuti bumi hingga langit menjadi kuning, kepala bidang kedaruratan badan penanggulangan bencana daerah Riau, Jim Gafur menjelaskan kebakaran hutan meluas hingga 6464 hektare. 

Warga berjibaku memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Riau, kontrak kerja sama mempunyai tugas mencari sumber minyak dan gas untuk mendukung ketahanan energi nasional PT Pertamina (Persero) meningkatkan kewaspadaan terhadap titik titik yang rawan kebakaran hutan dan lahan agar operasional perusahaan tidak terganggu terhadap kebakaran hutan.

            Kebakaran hutan dan lahan di Sumatra berdampak pada kabut asap yang berbahaya bagi manusia dan merugikan ekosistem primata Dirgen Konservasi, sumber daya alam dan ekosistem kementrian lingkungan hidup dan kehutanan, wiratno menjelaskan primata kehilangan rumah serta infeksi kemataan "kebakaran mengakibatkan kehilangan rumah bagi primata dan beberapa diantara terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) hingga ada yang ikut terbakar, symposium dan kongres primate Indonesia kelima di UGM, rabu 18 september 2019" Wiratno mengajak masyrakat lokal untuk menyelamatkan primata primate tersebut saat ini pemerintah sedang memantau dan mengumpulkan data dari dampak kabut asap terhadap primate dan satwa lain.

            Wiratno belum mendapatkan laporan data pasti terkait penyelamatan orang utan sementara ada yang sudah berhasil diselamatkan dan akan langsung mendapatkan perawatan dan pengobatan intensif sebelum dilepaskan kembali ke lapangan. 

Makanan obat obatan prilaku kesehatan akan dipantau dengan lebih ketat hingga disiapkan kandang khusus untuk bisa kembali ke alam. Bukan hanya satwa yang menghirup kabut asap tapi manusia juga hingga banyak yang terjangkit (ISPA) kualitas udara yang makin memburuk akibat kabut asap primata manusia terkena dampak dari kabut asap. 

Mulai dari anak anak sampai orang dewasa banyak yang terjangkit (ISPA) dan (TBS), bencana kabut asap jiga tidak segera ditangani akan banyak primata yang hidup di Indonesia bisa punah

            Sampai saat ini, Indonesia mempunyai 61 jenis primata yang tidak bisa hidup ditrmpat lain. Primata mempunyai kemampuan memperbaiki dan merestorasi ekosistem alam juga bernilai ekonomi tinggi jika dikelola dengan benar dan sungguh sungguh oleh pemerintah dan masyarakat, potensi ekonomi yang baik bisa dikembangkan menjadi wisata dan bisa menghasilkan devisa yang menguntungkan, masyarakat dapat ikut mengembangkan untuk menjadi lebih baik dari pada membabat hutan untuk membuka lahan baru untuk ditanami kelapa sawi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun