Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kau Pemilik Kasur

25 November 2020   06:26 Diperbarui: 25 November 2020   06:27 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Pagi kasurku yang mulai menipis..

Kapok-kapoknya.. mengkerut dan ada penghuninya..

Yang kasat mata membuat nyaman tak beranjak..

Terpenjara keasyikan tak mau bangkit..

Tuk menghirup udara pagi..

Menyonsong mentari cantik yang merekahkan sinarnya..

Aku sempat menanamkan tanya? 

Di aliran oksigen yang memenuhi kepalaku

Di pipa pembuluh ku yang sangat sibuk arusnya olahraga darah yang terus bekerja 24 jam sehari selnya..
 Selalu Di bulatan kepala berisi otak
Berapa lama lagi waktu itu tiba
tuhan membenamkan aku di dalam kotak? 

Biarkan misteri itu menjawabnya.. 

Biarkan waktu yang menghitung semua kebaikanku.. 

Biar akan aku yang mengikis pelahan semua dosa yang menggunung.. 

Dan ampunanNya terus bagai sumber yang tak putus.. 

BelaskasihanNya.. Tak terhambat oleh dosa ...

Kenapa sampai waktu nyaris habis
Dia masih mensejajarkan aku dengan dipan kayu
Menyelimuti tubuh dengan selimut berlapis

Tak bisa kubayangkan perih
Debu-debu yang beterbangan mencumbui aku
Napas-napas kepayahan menampar wajah
Di langit sebelah mana engkau terbangkan aku

Masih berapa lama lagi
Di antara doa-doa dan kelapangan dada itu ni berlanjut..
Aku pernah membayangkan berlayar ketengah laut
Berhimpitan tubuh dan memeluk pagi

Aku hanya diam
Tak sanggup bicara
Biar paku-paku dipan merajam
Mata cukup memberi isyarat

Kebakaan kudapatkan.. 

Di selimuti kebaikanku.. 

Terbersih kan oleh api penyucian diri... 

Agar layak di hadapanMu

Sebelum mentari terbenam.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun