Pagi kasurku yang mulai menipis..
Kapok-kapoknya.. mengkerut dan ada penghuninya..
Yang kasat mata membuat nyaman tak beranjak..
Terpenjara keasyikan tak mau bangkit..
Tuk menghirup udara pagi..
Menyonsong mentari cantik yang merekahkan sinarnya..
Aku sempat menanamkan tanya?
Di aliran oksigen yang memenuhi kepalaku
Di pipa pembuluh ku yang sangat sibuk arusnya olahraga darah yang terus bekerja 24 jam sehari selnya..
Selalu Di bulatan kepala berisi otak
Berapa lama lagi waktu itu tiba
tuhan membenamkan aku di dalam kotak?
Biarkan misteri itu menjawabnya..
Biarkan waktu yang menghitung semua kebaikanku..
Biar akan aku yang mengikis pelahan semua dosa yang menggunung..
Dan ampunanNya terus bagai sumber yang tak putus..
BelaskasihanNya.. Tak terhambat oleh dosa ...
Kenapa sampai waktu nyaris habis
Dia masih mensejajarkan aku dengan dipan kayu
Menyelimuti tubuh dengan selimut berlapis
Tak bisa kubayangkan perih
Debu-debu yang beterbangan mencumbui aku
Napas-napas kepayahan menampar wajah
Di langit sebelah mana engkau terbangkan aku
Masih berapa lama lagi
Di antara doa-doa dan kelapangan dada itu ni berlanjut..
Aku pernah membayangkan berlayar ketengah laut
Berhimpitan tubuh dan memeluk pagi
Aku hanya diam
Tak sanggup bicara
Biar paku-paku dipan merajam
Mata cukup memberi isyarat
Kebakaan kudapatkan..
Di selimuti kebaikanku..
Terbersih kan oleh api penyucian diri...
Agar layak di hadapanMu
Sebelum mentari terbenam..