Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matinya Sang Induk Ayam

15 Agustus 2020   08:25 Diperbarui: 15 Agustus 2020   08:21 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Minggu berganti minggu.. 

Sayang pengorbananmu berakhir.. 

Dengan bangkai mu yang terbakar hangus.. 

Karena olah manusia yang tak bertanggungjawab.. 

Dalam hati sang elang.. 

"Kemana hati nuranimu manusia yang berkuasa.. 

Harusnya melindungi kami.. "

Kenapa kau terlambat?, setelah si ayam hutan menjadi ayam panggang.. Tak berbumbu.. 

Gosong.. 

Tuk selamatkan telur-telurnya.. 

Masihkah kau telur-telurmu sang induk ayam hutan.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun