Mohon tunggu...
Agung Wasita
Agung Wasita Mohon Tunggu... Administrasi - pegawai swasta

pegawai swasta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Ikhlas Hadapi Covid-19

1 Mei 2020   01:40 Diperbarui: 1 Mei 2020   01:44 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wabah Covid-19 adalah pandemic yang tidak bisa kita remehkan. Ada banyak orang tertular dengan cepat dan sebagian kehilangan nyawa dalam waktu singkat. Virus yang menyerang system pernafasan ini sangat ganas dan mematikan.

Karena itu dengan waktu singkat pandemic ini seakan bisa 'menghentikan' banyak kegiatan dunia. Kita tahu beberapa negara melakukan lockdown terhadap kota-kota mereka yang dianggap episentrum peyebaran Covid-19. Lockdown ini bertujuan untuk memutus rantai penularan mereka yang terpapar kepada orang sehat.

Negara kita tidak menerapkan lockdown karena system itu terlalu keras dan berat bagi masyarakat Indonesia. Yang berlaku di negara kita untuk saat ini adalah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dimana sebagian kegiatan di beberapa sektor masih diperbolehkan beroperasi , semisal sektor energy (BBM) transportasi untuk membawa logistic dan alat kesehatan. Mereka diperbolehkan beroperasi karena memang diperlukan oleh masyarkat. Sedangkan bidang lain dibatasi pergerakannya.

Dengan diterapkannya PSBB, diharapkan virus ini bisa dikendalikan dan tidak menular secara membabi buta. Kita bisa melihat yang terjadi di Wuhan yang dalam tiga bulan -- empat bulan bisa mengatasi penyebaran virus ini dan pada April terdapat nol kasus dalam waktu sebulan, sehingga bisa disimpulkan lockdown atau PSBB sebenarnya memang efektif untuk mengendalikan pergerakan virus ini.

Hal yang agak berat bagi masyakarat kita soal PSBB adalah keinginan untuk mudik mengingat dalam waktu kurang dari sebulan, kita menyambut Idul Fitri. Mudik adalah budaya khas Indonesia jelang hari Raya yang sulit dihilangkan. Ini seperti thanksgiving bagi masyarakat Amerika dan mudik saat imlek pada negara dan budaya China.

Namun memang semua harus menerima dengan ikhlas imbauan pemerintah itu demi kebaikan kita dan keluarga besar kita di kampung. Tidak semua orang yang pulang kampung terjangkau dengan sarana kesehatan yang memadai, sehingga tidak mudik adalah keputusan yang bijaksana. Semua pembatasan ini tentu untuk kebaikan kita semua. Saat virus ini mereda, kita pasti bisa mudik dengan tenang dan bahagia.

Hal lain yang juga perlu dicatat adalah tumbuhnya kesadaran berbagi dan solidaritas antar anggota masyarakat. Pandemi ini memang mengubah nasib dan rezeki banyak orang di dunia. Masyarakt miskin dan rentan miskin sangat menderita karena keterbatasan mereka mencari rezeki. Namun kabar baiknya adalah masyakarat yang lebih mampu ikhlas membantu meringankan beban mereka. Tentu saja ini sangat baik bagi bangsa kita.

Percayakah kondisi ini hanya sementara. Pada satu titik kita akan kembali pulih dan bisa membangun bangsa ini dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun