Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

HUT PDIP, Ganjar Disembunyikan ataukah Diabaikan Mega?

11 Januari 2023   12:15 Diperbarui: 11 Januari 2023   14:40 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo menghadiri HUT PDIP ke-50 (Foto: Kompas.com/KristiantoPurnomo).

Kabar bahwa PDIP akan mengumumkan capres dalam perhelatan HUT PDIP ke-50 tidak terbukti. Dalam acara tersebut Megawati ternyata tidak menampilkan siapa sosok yang akan maju Pilpres 2024. Sebelumnya, opini publik terbelah dalam dua alternatif kandidat yang mungkin mendapat restu: Ganjar atau Puan (Kompas.com, 10/01/2023).

Alih-alih memuaskan dahaga rasa penasaran khalayak, Megawati malah cenderung mlipir membicarakan hal lain. Tema kesejarahan PDIP dan latar belakang keluarga dirinya terasa lebih mengemuka.

Ada sedikit bumbu cerita tentang Bupati  Purbalingga, Tasdi, yang dicintai rakyat tetapi terjerat kasus korupsi. Lalu, sentilan kemiskinan di DKI Jakarta lewat cerita Mensos Risma. Kemudian tentang peran PDIP dalam mengusung Jokowi sebagai capres sejak 2014. Sementara itu soal Gubernur Jateng, Ganjar  Pranowo, lenyap begitu saja.

Apakah Mega sedang pelan-pelan menggembosi Ganjar yang elektabilitasnya kini sedang di atas angin? Belum tentu.

Sebagai politisi kawakan Mega tahu perhatian publik dan politisi republik ini sedang menyorot tajam ke arah panggung. Hal itu lebih baik dimanfaatkan untuk menegaskan regenerasi genealogi kepemimpinan dan ideologi partai sejak Sukarno, ayahnya, hingga pewaris berikutnya.

Dalam kesempatan tersebut Ketum PDIP memperkenalkan anak-anak Puan Maharani atau cucunya yang ia sebut dengan bahasa ingin tahu politik. Garisnya tegas; mulai dari Sukarno sebagai pendiri partai (PNI), terus Mega, lanjut (antara lain) Puan anaknya, lalu cucunya.

Sebagai perempuan Mega juga memperlihatkan sisi feminin dirinya ketika menangis tersentuh cerita kemiskinan di kolong jembatan Jakarta dan kasus Tasdi. Ada pula sisi narsistiknya ketika bercerita sederet gelar honoris causa dan sosok dirinya yang cerdas dan cantik.

Lantas apakah Mega tidak tahu kalau simpatisan Ganjar sedang menunggu ketok palunya? Pasti tahu. Tetapi mengapa hal itu tidak disinggung?

Salah satu faktor penting yang dapat menjelaskan kondisi tersebut adalah situasi eksternal partai yang masih labil.

Meskipun kandidat Pilpres 2024 yang digadang sudah mengerucut pada 3 nama --Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan-- akan tetapi dua nama terakhir itu belum sepenuhnya fixed.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun