Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Asal Muasal Obat Cacing Ivermectin Digunakan untuk Covid-19

22 Juni 2021   17:20 Diperbarui: 22 Juni 2021   17:46 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Obat Ivermectin yang diproduksi Indofarma (suarasurabaya.net).

India menjadi salah satu referensi yang diacu Indonesia dalam mengadopsi Ivermectin. Terhitung sejak September 2020 obat tersebut sudah dicoba untuk diterapkan pada pasien.

Sofia Koswara, PT Harsen Laboratories:

"Hanya tiga pekan setelah menambahkan Ivermectin di New Delhi, kasus terinfeksi yang memuncak 28,395 orang pada 20 April lalu turun secara drastis menjadi 6.430 orang pada 15 Mei. Kematian juga turun sekitar 25 persen pada bulan yang sama."

Termasuk India, menurut  Vice President PT Harsen Sofia Koswara, obat yang telah diproduksi di Indonesia itu telah digunakan di 16 negara. Beberapa negara lain yang diketahui yaitu Afrika Selatan, Filipina, Slovakia, Peru, dan Meksiko.

Negara-negara pengguna obat dengan rumus kimia C47H72O14 ini memang perlu segera menemukan solusi murah dan cepat untuk membatasi laju penyebaran pandemi. Meski FDA dan WHO sudah memperingatkan pentingnya uji klinis tetapi popularitas Ivermectin terus menanjak.

Hal masuk akal adalah meskipun salah obat setidak-tidaknya obat itu adalah obat cacing. Mungkin virus gagal  dilenyapkan tetapi pasien dapat berharap bisa bebas cacingan.

Uji klinis 

Saat ini ada 2 kategori obat yang diproduksi menurut peruntukkannya, ada yang untuk konsumsi manusia dan ada yang untuk hewan. Sampai taraf ini sekurang-kurangnya ada batas tegas, jangan sampai obat cacingan untuk kuda digunakan pula oleh manusia.

Perihal uji klinis sendiri BPOM mengatakan bahwa saat ini Ivermectin baru dalam tahap akan dilakukan  uji klinis. Sangat disayangkan mengapa baru sekarang uji cobanya padahal clue-nya sudah berbulan-bulan lalu.

Berdasarkan keterangan Sofia Koswara tadi --dan juga Dr Budhi Antariksa dari RS Sulianti Saroso-- Ivermectin berpotensi mampu menghambat perbanyakan atau anti-replikasi virus. Bulan September 2020 lalu sudah diketahui potensi itu dan bahkan sejak April jika mengikuti perkembangan global di Monash University.

Seharusnya pihak-pihak terkait sigap berinisiatif jangan sampai langkah pakar-pakar kita kalah gesit dengan mutasi virus corona yang sudah berjilid-jilid.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun