Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dua Ronin Politik Makan di Warung, Minumnya Teh Botol Juga Ternyata

13 Juni 2021   11:37 Diperbarui: 13 Juni 2021   15:37 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Jabar Ridwan Kamil bersama Gubernur DKI di sebuah warung makan di Sumedang, 11/6/2021 (detik.com).

Teh botol anu mengguncang jagat politik Indonesia. Ada kaitan dengan tagline ciri khas merk dagang yang terkenal itu, yang dikutip seorang politisi: Siapa pun calon presidennya, minumnya teh botol anu. ..Ehh....

Akibat analogi teh botol itu kabarnya yang bersangkutan langsung terkena karma instan. Dipanggil segera menghadap Ibu ketum.

Ngomong-ngomong soal teh botol, minuman penyegar teh manis ini ternyata muncul lagi dalam format politik lain. 

Tampil secara atraktif ketika dua gubernur  Jawa makan di sebuah warung Sumedang, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Momen itu terjadi ketika Anies melakukan "kunjungan kerja" ke Pemkab Sumedang dan lalu Ridwan Kamil mendampingi.

Selain penampakan teh botol  ada pula foto keluarga ketum partai yang tampak di latar belakang. Keluarga SBY Demokrat ternyata pernah menjadi pengunjung warung yang menyediakan tahu khas Sumedang itu.

Tafsir pun lalu meluncur dari mufasir-mufasir politik tanah air. 

Penampakan foto-foto penanda itu dikaitkan dengan ikhtiar politik kedua gubernur yang meningkat akhir-akhir ini.

Anies Baswedan meskipun kantornya di Jakarta tetapi belakangan tour kunjungan kerja ke Sumedang  (Jabar), Cilacap (Jateng), hingga ke Ponorogo, Ngawi, dan Madiun (Jatim). Pada saat ke Jatim Anies ditemani Gubernur Khofifah, sementara di Jabar bersama Ridwan Kamil seperti foto di atas.

Hanya di Jateng saja Anies tidak berkawan Ganjar saat kunjungan ke Cilacap untuk panen padi di sana, April 2021. Mudah ditebak, posisi Ganjar adalah kader PDIP sebagai parpol utama petahana. Gubernur Jateng juga tentu enggan membuat polemik.

Anies Baswedan di Madiun Jatim, didampingi Gubernur Khofifah Indar Parawansa, 25/4/2021 (kompas.com/ Fatimatuz Zahro).
Anies Baswedan di Madiun Jatim, didampingi Gubernur Khofifah Indar Parawansa, 25/4/2021 (kompas.com/ Fatimatuz Zahro).
Ridwan Kamil tak kalah agresif.

Beberapa ketum parpol disambanginya, antara lain PKB, Golkar, dan Demokrat. Di Bandung Kang Emil membonceng Ketum Demokrat AHY keliling kota.

Kang Emil sendiri secara terbuka saat ini sedang penjajakan memilih parpol untuk  dijajaki sebagai rumah politiknya. Teh botol simbolik di depan foto SBY jangan-jangan cermin kebimbangan pilihan juga antara bergabung dengan PDIP (petahana) atau Demokrat (oposan). Dalam Pilpres 2019 gubernur sekaligus arsitek ini berdiri di pihak Jokowi. Pilpres 2014 mendukung Prabowo.

Kunjungan Ketum Demokrat AHY ke Bandung, saat bertemu dengan Gubernur Ridwan Kamil, 4/6/2021 (Humas Pemprov Jabar).
Kunjungan Ketum Demokrat AHY ke Bandung, saat bertemu dengan Gubernur Ridwan Kamil, 4/6/2021 (Humas Pemprov Jabar).
Dalam konteks Pilpres 2024 posisi Anies Baswedan yang elektabilitasnya menandingi figur-figur petahana --Prabowo dan Ganjar-- akan menarik minat Demokrat dan PKS serta partai-partai oposan kecil lain. Koalisi petahana juga berkepentingan "memelihara" calon lawan agar pilpres nanti tidak ada pertandingan melawan kotak kosong alias calon tunggal.

Status politik Anies Baswedan saat ini --seperti Ridwan Kamil-- yaitu belum berpartai. Lebih mungkin Anies segera bergabung dengan Demokrat daripada masuk PDIP meski itu juga bukan hal yang tabu. Tambahan pula Anies pernah mengikuti  konvensi capres Demokrat, Agustus 2013 .

Karena belum menjadi anggota partai mana pun, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil dapat disebut sebagai ronin politik. Ronin adalah samurai --ksatria Jepang-- yang tidak memiliki atau kehilangan majikan. Samurai sementara itu menunjukkan bahwa ada klan bangsawan atau penguasa yang berperan sebagai majikan yang ia bela dengan setia.

Seandainya Demokrat cukup beruntung dipilih sebagai rumah politik Anies-Ridwan Kamil , maka tambahan dua gubernur ini adalah berkah politik yang luar biasa.

Bergabungnya mereka dapat membantu meningkatkan pamor partai yang saat ini sedang dibangga-banggakan AHY karena beranjak naik. Popularitas meningkat pasca drama politik begal partai dan KLB Deli Serdang beberapa bulan lalu yang melibatkan pejabat istana yaitu KSP Moeldoko.

Bagi masing-masing gubernur, keberadaan parpol sebagai rumah politik bisa menguntungkan atau merugikan.

Keuntungannya jelas yaitu dukungan politik lebih kongkrit. Saat ini Anies dan Kang Emil baru satu periode  memimpin. Menjelang pilgub kedua mereka --atau mungkin pilpres-- faktor dukungan parpol ini  merupakan hal yang esensial.

Kerugiannya yaitu jika strategi politik parpol tidak cocok dengan pandangan --atau kepentingan-- pribadi. Jika hal itu terjadi maka loncat pagar pindah parpol adalah satu hal yang masuk akal. Atau mendirikan partai sendiri jika punya cukup banyak modal.

Masalahnya adalah loncat pagar itu hanya cukup elok jika masa bergabung dengan partai sudah berlangsung cukup lama. Jika baru sebentar jadi anggota terus loncat maka penilaian menurut publik akan kurang bagus.

Oleh karena itu para gubernur ini harus hati-hati dalam memilih partai yang akan menjadi tempat bernaung mereka. Semoga setelah menyeruput segarnya teh botol di Sumedang itu akan memunculkan inspirasi atau ilham parpol yang akan dipilih.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun