Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Puasa-puasa Disuntik Vaksin Corona, Mengandung Unsur Babi Pula, Sah!

19 Maret 2021   22:40 Diperbarui: 26 Maret 2021   16:35 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaksinasi intramuskular (melalui injeksi otot) di Badung, Bali, tanggal 3/3/2021 (Foto: Antara/ Fikri Yusuf).

Lebaran sebentar lagi. Tetapi sebelumnya harus puasa dulu selama sebulan penuh. Dan ujung Ramadan kian dekat dalam jangkauan, sekarang sudah 5 Sya'ban atau Ruwah. Mudah-mudahan sampai. Amiin.

Bagi umat Islam Ramadan dan lebaran tahun ini menjadi perhatian besar. Jauh-jauh hari pemerintah sudah mengumumkan bahwa mudik tahun ini tidak dilarang. Artinya boleh tapi tidak harus. Tahun lalu ketika corona masih mencekam, mudik hukumnya nyaris harom. Banyak bis dipukul mundur supaya mudik balik ke ibu kota. Padahal sudah sampai di gapura kota tujuan.

Tahun ini berarti lebaran tidak masalah. Silakan pesan tiket sebelum harga kena tambahan tuslah. Namun begitu, soal puasanya yang kini  sedang menjadi perbincangan. Lagi-lagi akibat ulah Covid-19 itu.

Setelah penemuan vaksin corona yang super kilat, maka program vaksinasi tak terelakkan untuk membentuk kekebalan berkelompok atau herd immunity. Jutaan dosis sudah tiba di tanah air. Jutaan lain yang lebih banyak sedang dalam proses produksi, baik di dalam maupun di luar negeri. Vaksin itu harus lekas digunakan karena tenggat kadaluwarsa yang singkat.

Mau tak mau vaksinasi itu kena juga lewat Ramadan. Masa harus skip 1 bulan. Selain itu pelaksanaannya pun mesti siang hari kala panas terik membakar angkasa. Dan tenggorokan. Kalau dilaksanakan malam hari agaknya sulit. Petugas vaksinasi (vaksinator) juga mungkin mau taraweh.

Lalu apakah kalau disuntik vaksin siang-siang itu puasanya jadi batal? Majelis ulama buka suara untuk menjelaskan agar umat tenang.

Menurut fatwa MUI nomor 13 Tahun 2021, injeksi vaksin itu tidak membatalkan puasa. Demi mewujudkan terbentuknya herd immunity terhadap Covid-19, MUI mendukung percepatan vaksinasi yang saat ini sudah mulai berjalan (mui.or.id, 16/3/2021).

KH. Asrorun Niam Sholeh, Ketua MUI Bidang Fatwa:

"Vaksinasi Covid-19 yang dilakukan dengan injeksi intramuskular (suntik) tidak membatalkan puasa. Hukum melakukan vaksinasi Covid-19 bagi umat Islam yang sedang berpuasa dengan cara injeksi intramuskular adalah boleh, sepanjang tidak menyebabkan bahaya (dharar)."

Yang tidak diperkenankan adalah vaksinasi oral atau lewat mulut. Khawatir nanti ditunggangi es teh segelas. Tapi memang, walau setetes, itu hukumnya batal kalau sengaja.

MUI di sisi lain tetap merekomendasikan agar proses vaksinasi bisa dilakukan malam hari. Jika memungkinkan memang itu lebih baik. Setelah berbuka puasa kondisi tubuh lebih fit dan bertenaga. Antre giliran berjam-jam bukan masalah.

Persoalan lain dari program vaksinasi adalah persoalan unsur babi yang dagingnya haram dimakan. Karena persoalan ini pula di Israel banyak Yahudi yang menyoal. Pada sisi ini kita bisa melihat kedahsyatan corona. Lintas negara, lintas agama, apalagi kalau cuma sekadar lintas mazhab atau ormas (thenationalnews.com/uae).

Unsur babi dipergunakan dalam proses pembuatan vaksin yaitu dalam bentuk porcine, gelatin yang berasal dari hewan babi. Substansi ini diperlukan sebagai penstabil vaksin agar aman selama masa penyimpanan.

Bukankah gelatin sapi, ayam atau domba bisa? Betul bisa dan beberapa jenis vaksin mungkin menggunakan substansi tersebut. Tetapi masalahnya adalah terkait proses riset dan produksi vaksin yang mengandung unsur babi.

Dalam tempo singkat berburu formula, sebagian tim riset memperoleh temuan bahwa komponen porcine dalam pembuatan vaksin punya banyak kelebihan. Mengganti dengan bahan lain akan memerlukan waktu lagi yang lebih lama.

Selain itu dalam tahap uji coba kadang menggunakan hewan babi sebagai kelinci percobaan. Alih-alih kelinci betulan. Contohnya adalah AstraZeneca yang sedang menuai gugatan di beberapa negara. Bukan karena unsur babinya, tetapi akibat efek samping dengan temuan kasus pembekuan darah pasca-vaksinasi.

AstraZeneca juga memanfaatkan tripsin yang berasal dari babi. Tripsin adalah salah satu dari empat basa nitrogen penyusun DNA. Tiga basa nitrogen lain adalah guanine, adenine, dan sitosin.

Menghadapi tripsin yang berasal dari hewan babi ini MUI pun maju lagi. Menurut Kabid fatwa MUI Asrorun Niam keharaman tripsin babi menjadi batal dan boleh dipergunakan. Landasan fatwa yaitu adanya faktor kedaruratan di mana pemerintah tidak bisa bebas memilih karena jumlah vaksin sangat terbatas (kompas.com, 19/3/2021).

Berdasarkan fatwa-fatwa tersebut umat Islam di Indonesia boleh menenteramkan hati. Tak perlu bikin isu atau hoaks macam-macam untuk mengganggu vaksinasi. Selama kaki masih menginjak planet bumi, vaksin corona kita ya yang itu-itulah. Tak jauh dari Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna; sama seperti yang dibeli Uni Emirat dan Saudi Arabia.

Kesimpulannya, puasa-puasa disuntik vaksin corona itu sah tidak bikin batal. Juga kalau pas kebagian jatah vaksin yang mengandung tripsin babi, sah. Mudik juga tahun ini sudah boleh. Sah!***

*)Update 26/3/2021:

Pemerintah kemudian mengumumkan larangan mudik kembali dan pergerakan warga, terkecuali untuk keperluan mendesak.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun