Baca juga: Kubu Jokowi desak wacana reshuffle kedua
Selain kepentingan menghadirkan simulasi politik bagi AHY sebagai Ketum Demokrat, SBY dapat berharap juga manfaat lain dengan penyelenggaraan KLB di The Hill Hotel and Resort itu. Sang Ketua Majelis Tinggi Partai ini jadi punya kesempatan untuk menyaring loyalitas kader-kader Demokrat; mana yang militan, yang patut didepak, dan mana yang harus di-screening ulang sampai tobat.
Tantangan situasi eksternal dengan menjadikan Moeldoko sebagai party enemy mampu berperan sebagai penyeleksi oknum-oknum yang tidak dapat dipercaya itu.
Jika dugaan JoMan benar dan desakan relawan Jokowi menyebabkan Moeldoko kena reshuffle, maka dampak ikutannya akan menimpa Demokrat pula. Citra AHY yang bertaji tidak akan terbentuk dan sebaliknya, citra pemain playing victim akan menguat pada Demokrat.
Muara dari terbongkarnya plot Demokrat itu adalah kepercayaan diri elit dan kader yang stagnan; kalau bukan kian merosot. Kondisi yang tentu  bakal memengaruhi performa saat laga Pemilu 2024 digelar.
Itulah beberapa kemungkinan lain yang mendapat agihan dua puluh hingga empat puluh persen dari tingkat kepercayaan bahwa KLB Demokrat itu memang satu peristiwa politik yang alamiah. Seandainya KLB itu memang benar secara kewajaran politik maka manfaat-manfaat blessing in disguise tadi tak pula akan berkurang jika yang berkepentingan cakap mengolahnya.
Bagi yang tak suka drakor atau sinetron hal-hal seperti ini memang lumayan menarik selain sepakbola atau gosip tetangga sebelah. Bioskop masih belum buka.***