Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Polemik Sri Baduga, Sahabat Nabi dari Nusantara Berusia 925 Tahun

25 Januari 2021   03:15 Diperbarui: 25 Januari 2021   05:05 3693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Profil santri Jawa pada masa lalu (Foto: Muh. Sibarkah/ republika.co.id).

Dari 'Ali bin 'Abdullah al-Aswari, dari Makki bin Ahmad, ia berkata: Aku mendengar Ishaq bin Ibrahim al-Thusi, saat berumur 97 tahun, berkata:

"Aku melihat Sri Baduga Malik al-Hind di sebuah negeri bernama Shauh (di kitab Usud al-Ghabah disebut Qannuh). Aku bertanya: Berapa umur Baginda? Ia menjawab: 925 tahun. Ia seorang Muslim. Di sini informasinya sama dengan dua sumber di atas. Juga tentang sahabat yang diutus Nabi saw. dan surat Nabi saw. yang ia terima."

Artikel Dosen STFI Sadra, Dr. M Babul Ulum, yang mengkritisi metodologi penulisan biografi para sahabat Nabi Muhammad saw. memicu polemik di kalangan pakar sejarah Islam. Sam Ardi lewat utas di akun twitternya menyajikan hasil penelusuran referensi artikel berjudul "Sri Baduga Maharaja, Sahabat Nabi Muhammad dari Nusantara?" tersebut. Namun sejauh ini belum dapat menyimpulkan kebenaran informasi di dalamnya.

Babul Ulum sejatinya sedang menggugat metode penulisan khazanah sejarah Islam klasik dan menyodorkan metode abduktif dengan the logic of discovery. Menurutnya penulisan tersebut terlalu condong pada teosentrisme Timur Tengah yang Abrahamik dan cenderung menafikan peran antroposentrisme di Timur Jauh yang non-Abrahamik. Abduksi adalah bentuk penyimpulan berdasarkan tiga proposisi yaitu hukum (rule), kasus (case), dan kesimpulan (result).

Gagasan metode abduktif yang ditawarkan Babul Ulum memberi harapan untuk memahami sejarah tidak pada sebatas teks tetapi lebih jauh menukik ke arah konteks untuk menemukan pemahaman baru.

Tetapi sudahlah, soal-soal njlimet itu menjadi urusan doktor-doktor pakar metodologi, sejarah, dan yang serumpun dengannya. Kita ulas saja soal satu sosok bernama Sri Baduga Malik al-Hind yang kemudian dalam artikel berubah menjadi Sri Baduga Maharaja dari Nusantara.

Pertemuan dengan Nabi saw.

Dikisahkan (diasumsikan) dahulu di satu wilayah di Nusantara  ada seorang raja bernama Sri Baduga yang usianya sudah sangat lanjut pada zaman Nabi saw. masih hidup. Beliau kemudian mengirim 10 utusan, di antaranya yaitu Hudzaifah bin Yaman, 'Amr bin Ash, Usamah bin Zaid, Abu Musa al-Asy'ari, Shuhaib, dan Safinah. Sri Baduga menerima ajakan tersebut dan kemudian memeluk Islam.

Sri Baduga sempat bertemu dengan Nabi saw., yaitu dua kali di Makkah dan satu kali di Madinah sebagai utusan Raja Habasyah. Ada hadiah yang diberikan kepada Nabi saw. yaitu jarrah (tembikar) dan zanzabil (jahe) sebagai obat. Usia Sri Baduga saat itu 460 tahun dan satu sumber lain menyebutkan ia wafat pada tahun 336 H pada usia 894 tahun.

Negeri asal Sri Baduga disebut sebagai Shauh atau Qannuh, satu wilayah kerajaan yang ibukotanya seluas 50 farsakh. Di negeri itu hidup sejenis hewan yang disebut zandafil yang ukurannya lebih besar dari gajah. Setiap gerbang kotanya dijaga oleh 120.000 pasukan.

Kurang lebih seperti itu inti ceritanya.

Polemik Sri Baduga Maharaja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun