Kompasianer yang punya jabatan tertinggi rank-nya bukan senior, fanatik, apalagi maestro. Beliau adalah JK aka Jusuf Kalla yang masih taruna tetapi sudah mantan wapres dua periode untuk dua presiden yang berbeda.
Rekor MURI --jika diurus-- Kompasianer sebagai pejabat publik paling top itu hanya mungkin dicopot jika SBY atau Jokowi buka akun juga. Megawati lebih kecil peluangnya untuk menjadi blogger di sini.
Dalam universe perpolitikan di Indonesia, JK punya catatan impresif dengan sejumlah prestasi. Menjadi wakil presiden untuk SBY sekaligus jadi wakil presiden dari kubu "lawan" SBY.
Pasca jabatan wapres yang kedua sedianya JK mau maju lagi. Hanya saja konstitusi tidak mengizinkan masa jabatan wapres tiga kali, seperti halnya posisi presiden. Aturan itu pernah digugat ke MK, karena dua kali wapres itu tidak terjadi secara berurutan. Namun MK menolak karena penggugat tidak punya legal standing.
Meski mengaku bukan penggugat tetapi JK mesti senang jika MK mengabulkan gugatan tersebut. Minimal bangga bisa menambah panjang daftar politisi non-Jawa yang pernah menjadi penghuni istana ke-wapres-an.
JK pernah pula melakukan upaya "kudeta" atas dominasi presiden Jawa. Alhamdulillah, setelah melewati perjuangan yang payah dalam Pilpres 2009, akhirnya  JK-Wiranto berhasil finish urutan ketiga dari tiga peserta.
Bukan berarti kapasitas JK tidak mumpuni, tetapi mungkin hanya nasib yang belum menghendaki.
Ketika Megawati antiklimaks jelang Pilpres 2004, publik tersihir manuver Jenderal SBY yang teraniaya. Andai JK bisa melihat peluang pada masa-masa itu (baca: berani) mungkin bukan SBY sebagai presiden dua periode 2004-2014.
SBY dan JK keduanya adalah menko Kabinet Gotong Royong di bawah Megawati. SBY Menkopolhukam, JK Menkokesra. Kemudian SBY keluar barisan pada Maret 2004 yaitu sekitar 1 semester jelang pilpres. Sebulan kemudian JK menyusul.