Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Riset NIH: Jalur Pelarian Corona Terendus, Begini Cara Mencegatnya

29 Oktober 2020   08:41 Diperbarui: 29 Oktober 2020   09:25 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nihal Altan Bonnet, Ph.D., ilmuwan NIH (National Institute of Health) yang meneliti disfungsi lisosom yang berkaitan dengan aktivitas virus corona (kanal LabTV/ youtube.com).

Virus corona jangan-jangan suka nonton Prison Break. Atau belajar dari Cai Changpan caranya kabur dari penjara dua kali.

Tetapi mana ada televisi di dalam sel; yang asli sel maksudnya. Kalau sel penjara beda lagi. Bang Napi di Sukamiskin misalnya, yang bisa bawa TV, kulkas, laptop, dan spring bed ke dalam. Dulu kabarnya begitu.

Ukuran sel itu sangat kecil, tetapi virus jauh lebih kecil lagi. Jika rata-rata sel tubuh berukuran 100 μm (1 μm = 1 mikrometer = 1/ 1.000.000 meter) maka corona seribu kali lebih kecil, yaitu sekitar 100 nm (nanometer).

Namun ada persamaan antara otak kriminal napi dengan virus corona; sama-sama punya kemampuan memanfaatkan "orang dalam".  Napi yang punya banyak duit bisa menyuap sipir atau bahkan pejabat kejaksaan. Virus corona juga punya taktik agar lolos dari eksekusi di dalam sel.

Dalam sel yang normal, virus yang menyelinap ke dalam sel dapat terciduk oleh beraneka macam aparat; salah satunya organel yang disebut lisosom. Kerjanya yaitu mengeluarkan zat atau benda ke luar sel melalui mekanisme eksositosis. Peran ini dikenal ilmuwan sebagai fungsi trash compactor.

Agar patogen bermasalah seperti virus bisa mati, lisosom yang masih lurus imannya punya SOP menurunkan pH dalam dirinya dengan bantuan enzim. Kondisinya cukup asam hingga mampu membunuh virus --seperti hepatitis atau influenza-- dengan kisaran pH sekitar 4,5 - 5. Sementara itu dalam cairan sel atau sitosol, pH normal umumnya sedikit basa yaitu 7,2.

Namun corona justru mampu membuat lisosom gagal bertugas. Ia bisa membuat suasana asam menjadi sedikit ringan sehingga tidak cukup mematikan. Dengan kondisi tersebut corona dapat keluar sel dengan aman setelah memperbanyak diri dahulu di dalamnya.

Perbedaan jalur fungsi normal lisosom dengan jalur pelarian keluar sel virus corona (nih.gov).
Perbedaan jalur fungsi normal lisosom dengan jalur pelarian keluar sel virus corona (nih.gov).
Corona --entah bagaimana caranya-- bisa memanipulasi lisosom sehingga lolos dari eksekusi meskipun lewat jalur maut asam di dalamnya. Melalui mekanisme lysosom de-acidification, corona justru memanfaatkan lisosom sebagai tempat berkumpul sebelum akhirnya keluar untuk menyerang sel yang lain.  

Jalur pelarian tersebut diduga telah berhasil mengantar corona meloloskan diri selama ini. Gangguan pada fungsi lisosom ini diduga pula berhubungan dengan badai sitokin yang menjadi penyebab kematian pada pasien Covid-19, demikian kata peneliti dalam jurnal Cell terbaru. 

Nihal Altan-Bonnet dan Sourish Ghosh dari NHLBI (NIH's National Heart, Lung, and Blood Institute) yang melakukan riset tersebut berharap temuan mereka dapat segera mengakhiri pandemi corona dan pandemi sejenisnya di masa yang akan datang (nih.gov, 28/10/2020).

Nihal Altan-Bonnet:

"These coronaviruses are very sneaky, they're using these lysosomes to get out, but they're also disrupting the lysosome so it can't do its job or function. We think this very fundamental cell biology finding could help explain some of the things people are seeing in the clinic regarding immune system abnormalities in COVID patients."

Pendekatan cara berpikir melalui pemahaman hasil temuan di atas bisa menjadi metode alternatif untuk mengatasi pandemi Covid-19. Selain melalui kombinasi obat, terapi, atau vaksin; dengan memanfaatkan rute pelarian keluar masuk sel diharapkan ruang gerak corona dapat dipersempit atau ditutup.

Logika yang masuk akal dari pendekatan rute lisosom ini adalah dengan menormalkan fungsinya melalui proses pengasaman kembali (re-acidify lysosome). Jika kondisi asam dapat dipertahankan seperti semula maka corona juga dapat dimusnahkan sebelum keluar dari sel. Sama dengan virus-virus lain pada umumnya.

Strategi terapi antiviral yang membidik lisosom sebagai trash compactor ini disebutkan akan cukup efektif. Bagaimana cara penerapan secara nyata, peneliti masih menunggu untuk riset lebih lanjut. 

Selain itu juga mesti diketahui, apakah corona selalu kabur lewat jalur itu; atau bagaimana jika corona mengalami mutasi dan berubah perilakunya.

Namun demikian penemuan Altan-Bonnet dan koleganya itu sangat layak diapresiasi. Penemuan mereka telah membantu kita memahami virus corona selangkah lebih maju.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun