Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gugat Rezim Jokowi, Dinasti Cendana Mulai Unjuk Gigi

29 September 2020   09:33 Diperbarui: 29 September 2020   16:04 2495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putra putri Soeharto 21/07/2018 (tribunnews.com/).

Tommy masih diberi kedudukan mulia dalam DPP edisi Muchdi PR, sebagai ketua dewan pembina. Namanya ditulis paling tinggi sendiri sementara Muchdi PR sebagai ketua umum ditulis beberapa larik di bawah Tommy.

Di mana-mana di Indonesia  dewan pembina itu adalah posisi elit. SBY posisinya semacam dewan pembina di Demokrat, istilahnya majelis tinggi. Demikian pula Prabowo di Gerindra. Dalam jagat per-ormas-an, Pimpinan FPI Rizieq Shihab adalah Pembina PA 212.

Tapi putra bungsu mantan presiden orde baru bergeming, maunya posisi ketum bukan pembina. Mungkin Tommy tak mau identik dengan kakak pembina. Terdengar seperti gerakan Pramuka. Ini politik bung!

Titiek, Tutut, dan Mamiek Soeharto saat kampanye di GBK, 07/04/2019 (rmol.id).
Titiek, Tutut, dan Mamiek Soeharto saat kampanye di GBK, 07/04/2019 (rmol.id).
Selain Bambang  dan Tommy putri Soeharto Titiek dan Tutut kerap pula tampil  di muka publik. Lewat medsos atau berita di media mainstream. Dalam satu kesempatan pada musim kampanye Tutut, Titiek, plus Mamiek tertangkap kamera tampil bersama jamaah. 

Usai pemilu Titiek sempat berbaur bersama massa. Demo di jalan raya depan MK. Terakhir penampilannya di muka publik yaitu saat berdampingan dengan  Gatot Nurmantyo dalam acara deklarasi KAMI di Jakarta.

Padahal dahulu rezim Soeharto-lah yang didemo. Zaman sungguh-sungguh tlah berubah. Seperti roda Avanza, kadang di atas kadang di bawah. Kalau diam berarti lagi parkir.

Pemerintahan Soeharto diterpa demo besar beberapa kali. Yang terkenal yaitu demo Malari medio Januari 1974. Kemudian Kudatuli, 27 Juli 1996. Terakhir yang menjadi pengantar Soeharto lengser masuk kotak adalah demo reformasi 1998.

Soekarno juga didemo massa menjelang detik-detik turun dari panggung  politik. Sekitar tahun 1966. Yang terkenal yaitu demo-demo KAMI. Tetapi KAMI ini bukan KAMI-nya Gatot Nurmantyo. KAMI '66 singkatan dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia; KAMI 2020 versi Gatot yaitu kependekan dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia.

Gatot Nurmantyo dan Titiek Soeharto dalam acara deklarasi KAMI di Jakarta, 18/08/2020 (nawacita.co/ IG: Titiek).
Gatot Nurmantyo dan Titiek Soeharto dalam acara deklarasi KAMI di Jakarta, 18/08/2020 (nawacita.co/ IG: Titiek).
Apakah semakin  seringnya kemunculan putra putri Soeharto adalah tanda-tanda kebangkitan rezim orde baru dalam perpolitikan?

Mungkin ya bisa tidak.

Bisa dianggap iya karena galib di Indonesia (dan dunia) rezim-rezim yang pernah berkuasa selalunya melahirkan dinasti-dinasti. Ada dinasti Soekarno, dinasti Soeharto, dinasti SBY; sekurang-kurangnya dinasti dalam lingkup partai. Hanya dinasti Soekarno yang berhasil  masuk istana dua kali: Soekarno dan Megawati. Jika dihitung kompatriotnya yang separtai, Jokowi, berarti sudah 3 orang. Entah dengan Puan Maharani nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun